REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Momen pembagian rapor anak kerap membuat orang tua merasa deg-degan. Jika nilainya ternyata tidak sesuai harapan, bagaimana orang tua seharusnya bersikap?
Praktisi psikolog keluarga, Nuzulia Rahma Tristinarum, mengatakan sebaiknya cari tahu dulu apa yang menyebabkan nilai anak di bawah standar. Belum tentu karena anak tidak mampu. Bisa juga karena anak tidak suka pelajarannya, anak tidak suka proses belajarnya, diganggu temannya, dan lainnya.
"Cari penyebabnya dulu, baru selesaikan masalahnya," ujar perempuan yang juga berprofesi sebagai konselor, trainer, dan juga penulis ini.
Nuzulia menganjurkan agar ayah dan ibu bertanya kepada guru mengenai proses belajar anak. Kira-kira apa yang membuat anak nilainya kurang baik. Lalu, di rumah, tanyakanlah juga kepada anak penyebab nilainya kurang baik.
"Jangan langsung menghakimi anak dengan mengatakan malas belajar, banyak main game, dan lainnya," ujar perempuan yang akrab disapa Lia ini kepada Republika.co.id, Selasa (20/6/2023).
Lia menyarankan untuk mengajak anak diskusi menyesuaikan dengan usia anak. Ajak anak diskusi apa yang membuat nilainya kurang baik, apa kesulitannya, dan tanya pada anak perlu bantuan apa dari kita sebagai orang tuanya.
Orang tua, menurut Lia, tidak perlu menuntut nilai anak harus bagus di semua mata pelajaran. Pahami apa yang anak suka dan tidak suka maupun yang anak bisa dan tidak bisa.
Menurut Lia, terlepas dari nilai yang didapatkan anak sebaiknya orang tua tetap berterima kasih pada guru karena sudah mendidik dan mendampingi anak di sekolah. Sementara pada anak, boleh memberikan pujian atau apresiasi atas usaha dan kerja keras yang telah dilakukannya.
"Pujilah atau apresiasilah usahanya, jangan hanya hasilnya," ujar Lia.
Bagaimana jika anak tidak naik kelas? Lia mengatakan jika itu terjadi, ajak diskusi guru lebih banyak mengenai proses anak di sekolah dan di rumah. Cari akar masalah mengapa anak tidak bisa naik kelas.
"Sebagai orang tua, pasti kecewa. Beri waktu pada diri sendiri untuk menenangkan diri dan mengurangi rasa kecewa sebelum berbicara dengan anak," kata Lia.