REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Seorang penasihat kebijakan perdagangan Cina pada Rabu (5/7/2023) mengatakan, kontrol ekspor produksi Cina terhadap logam-logam yang digunakan dalam semikonduktor "hanyalah sebuah permulaan." Ia memastikan Beijing akan meningkatkan pertarungan teknologi dengan Washington beberapa hari sebelum kunjungan Menteri Keuangan AS Janet Yellen.
Saham di beberapa perusahaan logam Cina menguat untuk sesi kedua karena investor bertaruh bahwa harga yang lebih tinggi untuk dua jenis logam yakni galium dan germanium. Kedua jenis logam ini akan menjadi target pembatasan ekspor Beijing, yang akan dapat meningkatkan pendapatan negara ini.
Germanium digunakan dalam chip komputer berkecepatan tinggi, plastik, dan dalam aplikasi militer seperti perangkat penglihatan malam, serta sensor citra satelit. Galium digunakan dalam radar dan perangkat komunikasi radio, satelit, dan LED.
Pengumuman mendadak dari Cina mulai 1 Agustus tentang kontrol ekspor beberapa produk galium dan germanium, yang juga digunakan dalam kendaraan listrik (EV) dan kabel serat optik. Kabar pembatasan ini telah membuat perusahaan-perusahaan berebut untuk mengamankan pasokan dan menaikkan harga.
Pada Rabu (5/7/2023), mantan Wakil Menteri Perdagangan Wei Jianguo mengatakan kepada surat kabar China Daily bahwa negara-negara harus bersiap-siap untuk lebih banyak pembatasan lagi jika mereka terus menekan Cina. Ia menggambarkan pembatasan kontrol itu sebagai "pukulan berat yang dipikirkan dengan matang" dan "hanya sebuah permulaan".
Baca Juga: Jepang Khawatir Cina Setop Impor Makanan Laut Buntut Pembuangan Limbah PLTN Fukushima
"Jika pembatasan yang menargetkan sektor teknologi tinggi Cina terus berlanjut, maka tindakan balasan akan meningkat," tambah Wei, Wakil Menteri Perdagangan Cina 2003-2008 dan sekarang menjadi Wakil Ketua Pusat Pertukaran Ekonomi Internasional Cina, sebuah lembaga pemikir strategis yang dibiayai negara.
Rencana pembatasan itu, diumumkan pada malam Hari Kemerdekaan AS dan tepat sebelum Yellen mengunjungi Beijing mulai Kamis (6/7/2023). Para analis mengatakan bahwa kontrol ini jelas merupakan sebuah pesan kepada pemerintahan Biden, yang telah menargetkan sektor produksi chip Cina.
Upaya AS ini bertujuan agar mendorong negara sekutu-sekutunya seperti Jepang dan Belanda untuk mengikutinya. Akan tetapi langkah Cina ini juga menimbulkan kekhawatiran bahwa pembatasan ekspor logam tanah jarang dapat menyusul selanjutnya.
Para analis merujuk pada pembatasan pengiriman logam tanah jarang yang diberlakukan 12 tahun yang lalu dalam perselisihan Cina dengan Jepang. Cina adalah produsen logam tanah jarang terbesar di dunia.
Jenis tanah jarang ini merupakan sekelompok logam yang sangat jarang ditemukan, dan memiliki kegunaan di produk teknologi tinggi, terutama digunakan dalam produk mobil listrik dan peralatan militer.
Baca Juga: Jepang Khawatir Cina Setop Impor Makanan Laut Buntut Pembuangan Limbah PLTN Fukushima
Para analis telah menggambarkan langkah pembatasan sejak Senin sebagai tindakan balasan kedua - dan lebih besar dari Cina dalam pertarungan teknologi AS-Cina yang telah berlangsung lama. Kebijakan ini dikeluarkan setelah Cina melarang beberapa industri dalam negeri, membeli dari produsen chip memori AS, Micron pada Mei.
Tabloid media pemerintah Global Times, dalam editorial terpisah yang diterbitkan pada hari Selasa, mengatakan bahwa pembatasan ini adalah "cara praktis" untuk memberi tahu Amerika Serikat dan sekutunya. Dimana upaya AS dan sekutu mereka untuk menghentikan Cina mendapatkan teknologi yang lebih canggih adalah "salah perhitungan".
Kementerian Perdagangan Cina tidak menanggapi permintaan komentar lebih lanjut. Ketika ditanya mengenai pembatasan ekspor logam tanah jarang, juru bicara kementerian luar negeri Cina, Wang Wenbin, mengatakan pada Rabu bahwa tindakan pemerintah tersebut masuk akal dan sesuai dengan hukum.
Wang mengatakan pada sebuah konferensi pers rutin bahwa beberapa negara Uni Eropa juga membatasi ekspor beberapa barang terkait. "Tindakan kami tidak ditargetkan pada negara tertentu," kata Wang.
Selama bertahun-tahun Cina.....