Senin 10 Jul 2023 19:54 WIB

Pencarian 3 Korban Terseret Ombak di Malang Berlanjut, Tim SAR Gunakan Drone

Dari lima korban, dua di antaranya berhasil ditemukan selamat.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Tim SAR gabungan melakukan proses pencarian wisatawan yang terseret ombak di pantai (ilustrasi)..
Foto: SAR Bandung
Tim SAR gabungan melakukan proses pencarian wisatawan yang terseret ombak di pantai (ilustrasi)..

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pencarian terhadap satu mahasiswa asing Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) dan dua tour guide dari Indonesia terus berlanjut. Mereka sebelumnya dinyatakan hilang di Pantai Jembatan Panjang, Kabupaten Malang, sejak Sabtu (8/7/2023).

Humas Basarnas Surabaya, Novita Nirmala menjelaskan, sampai saat ini tim SAR gabungan masih melanjutkan upaya pencarian. "Tim SAR gabungan telah dibagi menjadi tujuh SRU (Search and Rescue Unit)," kata Novita saat dikonfirmasi Republika, Senin (10/7/2023).

Lebih rinci, SRU 1 bertugas untuk mencari korban dari LKK sampai Pantai Bantol. Kemudian SRU 2 bertugas melakukan penyisiran darat dan pemantauan dari LKK sampai Tanjung Sirap.

Sementara itu, SRU 3 melaksanakan penyisiran darat dan pemantauan dari Kondang Merak sampai Kondang Iwak. SRU 4 melakukan penyisiran darat dan pemantauan dari Kondang Iwak sampai Pantai Bantol.

Kemudian SRU 5 melaksanakan penyisiran darat dan pemantauan dari Pantai Bantol sampai Pantai Delik. Selain itu, SRU 6 bertugas melakukan penyisiran darat dan pemantauan dari Pantai delik sampai Pantai Ngilyep.

Lalu SRU 7 melaksanakan penyisiran darat dan pemantauan dari Pantai ngliyep sampai Pantai Gondang Rejo. "Upaya pencarian Tim SAR gabungan juga dibantu dengan penggunaan drone," jelasnya.

Sebelumnya, dua WNA mahasiswa FK UB dan tiga WNI selaku tour guide dinyatakan hilang karena terbawa arus ombak  di Pantai Jembatan Panjang, Kabupaten Malang, Sabtu (8/7/2023).

Dari sejumlah korban tersebut, dua di antaranya berhasil ditemukan pada Sabtu (8/7/2023) dan Ahad (9/7/2023). Korban ditemukan terdiri atas mahasiswa asing bernama Ana asal Spanyol dan satu WNI selaku tour guide atau travel atas nama Muhammad Ruspandi.

Anggota Pengmas  FK UB, Aurick Yudha Nagara menceritakan bagaimana mahasiswa asing atas nama Ana mencoba menyelamatkan diri.

Berdasarkan cerita Ana, kata dia, korban berusaha menyelamatkan diri dari ganasnya ombak dengan cara menjaga ketenangan. Kemudian berpegangan papan yang mengapung agar tidak tenggelam.

"Ana mengaku dirinya selamat setelah berenang ke tepi pantai yang tak berpenghuni dan berusaha untuk bertahan hingga menjelang matahari terbit dengan membuat lubang pasir untuk ditiduri, dan selama semalam dia tidur di pantai tersebut," kata Aurick.

Menurut Audrick, Ana sempat melihat lampu senter di pantai. Setelah pagi hari, Ana berusaha mencari pertolongan dengan berjalan kaki mengikuti jalan setapak kecil selama empat sampai lima jam.

Akhirnya dia bertemu seorang warga dan dibawa ke posko. Pihaknya pun melanjutkan pemeriksaan dan perawatan saat di Puskesmas Bantur.

Hal ini karena Ana mengalami dehidrasi sedang dan perawatan luka yang dialami oleh Ana. Saat ini, Ana mendapatkan perawatan intensif di RSUB setelah sebelumnya dirawat di Puskesmas Bantur.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement