REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Meskipun sudah menyandang predikat sebagai kota pariwisata, Kota Yogyakarta tidak pernah surut untuk terus menggencarkan promosi pariwisata. Salah satunya melalui kegiatan Direct Promotion Travel Dialog dan Table Top Pariwisata.
Kali ini, Dinas Pariwisata (Dinpar) Kota Yogyakarta memilih Kota Makassar. Dipilihnya kota ini lantaran bersamaan dengan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) 2023 di mana jajaran pemkot seluruh Indonesia berkumpul di kota tersebut.
Kepala Dinpar Kota Yogyakarta Wahyu Hendratmoko mengatakan, melalui kegiatan tersebut pihaknya ingin mengenalkan sekaligus mempromosikan berbagai objek wisata unggulan dan wisata baru di Kota Yogyakarta.
Sebagai informasi kegiatan tersebut mempertemukan pengusaha pariwisata dari Kota Yogyakarta dengan pelaku usaha pariwisata di Makassar sehingga terjadi transaksi untuk membawa wisatawan berkunjung ke Yogyakarta.
“Ada 20 pelaku usaha pariwisata yang kami ajak dalam kegiatan ini, sementara kami mengundang 40 undangan buyers dan travel agent dari Kota Makassar," ujar Wahyu, Selasa (11/7/2023).
Wahyu menambahkan pada 2022 lalu angka kunjungan wisata di Kota Yogyakarta mencapai 7,4 juta pengunjung. Di antaranya sebanyak 12.136 merupakan turis mancanegara.
"Rata-rata lama tinggal wisatawan adalah 1,86 hari dengan rata-rata belanja wisatawan mencapai Rp 1,97 juta per wisatawan," ungkapnya.
Wahyu berharap dengan adanya kegiatan ini mereka bisa menarik sebanyak-banyaknya wisatawan untuk berkunjung ke Kota Yogyakarta dengan menawarkan layanan yang prima.
Sementara itu, Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo sangat mendukung segala upaya promosi dengan memanfaatkan peluang kerjasama diantara para pelaku industri pariwisata tersebut.
Menurutnya Kota Makassar dan Kota Yogyakarta memiliki kesamaan karakteristik di mana pembangunan industri pariwisata menjadi salah satu motor penggerak roda perekonomian daerah.
"Makassar maupun Kota Yogyakarta masing-masing merupakan sentra industri pariwisata, pusat pemerintahan provinsi, pusat bisnis, dan pusat industri UMKM," ujarnya.
Singgih mengungkapkan daya tarik Kota Yogyakarta terletak pada kekayaan seni budaya dan kreativitas warganya. "Pariwisata ini merupakan ekosistem, jadi harus bergerak bersama, semua unsur harus aktif," kata dia.
Tak sampai di situ, Pemkot Yogyakarta juga telah menggandeng berbagai pihak untuk mendorong pariwisata, seperti Asita, PHRI, Gipi, dan sejumlah perguruan tinggi untuk mendukung perkembangan kampung wisata di Kota Yogyakarta.
Ia juga mengungkapkan Kota Yogyakarta memiliki berbagai potensi wisata yang besar. "Kota Yogya memiliki 23 kampung wisata, selain itu ada 23 ribu usaha UMKM sebagai pendukung usaha wisata dan ada 600 kelompok kesenian tersebar di 45 kelurahan," ujarnya.
Singgih pun mengaku optimistis acara tersebut akan memberikan dampak yang signifikan terhadap jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Yogyakarta.