REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Doa adalah praktik spiritual yang telah ada sejak Nabi Adam. Nabi Adam AS juga diajarkan sebuah doa oleh Allah SWT.
Dalam buku “Doa-Doa Khusus Wanita” karya Amirulloh Syarbini dijelaskan, sejarah doa memang tidak bisa dipisahkan dengan kelahiran manusia pertama di dunia. Ketika Nabi Adam As terjerat rayuan setan hingga melanggar aturan Allah kemudian dia terusir dari surga, Allah mengajarkan kepadanya doa, sebagaimana firman Allah SWT,
“Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat bagi Maha Penyayang.” (QS Al-Baqarah [2]: 37).
Para pakar tafsir menyebutkan, yang dimaksud dengan “beberapa kalimat” pada ayat ini adalah doa. Artinya, Allah SWT mengajarkan kepada Nabi Adam kaliamat-kalimat doa. Adapun doa tersebut adalah,
رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ
Artinya: “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.” (QS Al A’raf ayat 23).
Berpijak dari fakta historis tersebut, dapat dikatakan bahwa doa adalah ibadah penting yang diperintahkan Allah sejak zaman Nabi Adam As. Dalam masyarakat modern pun doa tetap menjadi bagian penting dalam kehidupan banyak orang.