REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jagat media sosial (medsos) diramaikan oleh unggahan foto jepretan kyitansi yang berisi tingginya harga seragam untuk siswa dan siswi sebuah sekolah menengah atas (SMA) di Jawa Timur. SMA itu diidentifikasi SMA Negeri 1 Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung.
Dari foto yang beredar di medsos, foto tersebut berisi kuitansi perihal seragam dan atribut baru bagi siswa. Adapun pembelian dilakukan di koperasi SMA Negeri 1.
"Di daerah kalian harga seragam berapaan guys? Warganet lagi dihebohkan oleh postingan foto harga seragam. Ini lantaran karena harga yang tertera dianggap mahal dan dikeluhkan oleh wali murid," kata akun @viralsekali di Instagram, dikutip Republika.co.id di Jakarta pada Sabtu (22/7/2023).
Dalam unggahan tersebut tertera bahwa siswa kelas X seperti terkesan diwajibkan untuk membeli seragam dan atribut sekolah. Sebab, jika membeli di luar, pihak sekolah khawatir warganya bakal berbeda dengan yang ada di koperasi.
Jika lengkap, orang tua wali murid harus membayar kebutuhan seragam dan atribut sekolah hingga lebih dari Rp 2 juta. Para wali murid dikatakan mengeluh kemahalan untuk biaya seragam dan atribut.
Total pembelian orang tua wali murid sebesar Rp 2,36 juta. Total pembayaraan itu digunakan untuk membeli 10 item kebutuhan yang lengkap. Rinciannya, satu setel seragam abu-abu putih senilai Rp 359.400, satu setel seragam pramuka Rp 315.850, satu setel seragam batik Rp 383.200, satu setel seragam khas Rp 440.550, dan jas almamater Rp185.000.
Selanjutnya ada kaus olahraga senilai Rp130.000, ikat pinggang Rp 36.000, tas Rp 210.000, atribut Rp 140.000, dan jilbab Rp 160.000. Warganet kemudian membanjiri komentar perihal unggahan tersebut di berbagai platform media sosial.
"Salfok sama harga jilbab nya itu ada sulaman bordirnya dari benang emas yak," kata salah satu komentar.
"Kalo kataku wajar... Karena memang bahan pakaian drill untuk digunakan selama 3 tahun yg bagus segitu... Belum lagi upah jahitnya... Bahan drill per meter sudah 33 ribu itu bahan standar untuk 1 meter sedangkan untuk 1 baju butuh 1,3 meter belum lagi kancing, starplek dll itu baju blm celana... Kalo sepasang 350 untuk digunakan 3 tahun ya wajar... Jangan samakan dengan bahan 10 tahun yang lalu, beda duuuunggg... Kasian penjahit nya," jelas pendapat lain dari warganet.
"Simple jaman dulu ya. Senin Selasa putih abu/biru/merah, Rabu Kamis batik, Jumat muslim putih, Sabtu pake baju olahraga. Seragamnya cuma 4 stel. Tapi namanya perkembangan jaman, semoga para orang tua dicukupkan rezekinya untuk fasilitasi semua kebutuhan sekolah anak-anaknya," kata komentar lain.
"Ketika semua bentuk pungutan dilarang, dalam bentuk sumbangan pun dilarang, akhirnya membisniskan baju hingga harga di luar logika," kata komentar lain.
Republika.co.id sedang berupaya meminta komentar pihak sekolah dan pemimpin di daerah tersebut mengenai pembelian seragam di sekolah-sekolah di Jawa Timur termasuk SMA 1 Kedungwaru.