Para petani itu menanam sorgum, namun hanya dipanen untuk pakan ternak. Kisah pedih ini mendorong Yanti melirik sorgum.
Nur Rahmi Yanti lalu membina dan mendampingi 10 petani mulai 2017. Produk awal yang bisa mereka buat adalah tepung sorgum.
Sekarang sudah ada produk-produk lain, seperti gula cair batang sorgum, kue kering yang terbuat dari sorgum, mi instan sorgum, susu sorgum, keju vegan sorgum, tempe sorgum, hingga madu yang terbuat dari batang sorgum. Semuanya bernilai ekonomi.
Yanti menceritakan pengalamannya itu di acara Bincang Inspiratif bertema “Kontribusi Nyata Untuk Hari Ini dan Masa Depan Indonesia” di Mataram, Nusa Tenggara Barat, di Mataram, Nusa Tenggara Barat, pada Jumat (28/7/2023). Di hadapan ratusan anak muda yang hadir dalam acara tersebut, Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2017 Tingkat Provinsi dari Astra itu berbagi cerita tentang upayanya dalam mengangkat produk sorgum NTB. Ia juga memotivasi anak muda untuk berperan serta dalam kemajuan bangsa.
"Kuncinya adalah jangan ragu dalam berbuat hal yang berdampak baik bagi sekitar dan selalu konsisten dalam mengerjakan sekecil apapun kegiatan positif yang kalian lakukan,” kata Yanti. Saat ini Yanti sudah membina 1.000 petani sorgum yang tersebar di desa-desa di empat kabupaten di NTB, yaitu Kabupaten Bima, Kabupaten Mataram, Kabupaten Lombok Tengah, dan Kabupaten Lombok Utara.
Sejak dibina Yanti, pendapatan para petani mengalami peningkatan. Dari sebelumnya hanya Rp 500 ribu per bulan, setelah bergabung dengan Yanti menjadi memiliki penghasilsn rata-rata sebesar Rp 1,5 juta per orang.
Di Lombok, kini ada Desa Sejahtera Astra (DSA) Sorgum, dibentuk sejak 2018. Melalui program DSA, Yanti mulai membina petani di dua desa yang ada di Kabupaten Lombok Tengah dan terus memperluas DSA Sorgum Lombok. Sekarang ada 22 desa dengan garapan lahan sorgum bersama petani kurang lebih 500 hektare.
Berbagai penghargaan telah didapat oleh DSA Sorgum Lombok, seperti KBA & DSA Innovation. Saat ini produk turunan sorgum yang sudah dikembangkan DSA Sorgum Lombok memiliki 20 varian dan sudah merambah ke beberapa provinsi yang ada di Indonesia. Pun sudah dipasarkan ke Singapura, Malaysia, Cina, Timor Leste, Turki, Dubai, dan Belanda.
Ma Roejan