Senin 31 Jul 2023 10:53 WIB

Lebih Mudah Beri Instruksi Robot, Google Gunakan Teknologi AI

Pengguna dapat memerintah robot untuk menyelesaikan tugas dengan lebih cepat.

-Google ingin membantu orang memakai bahasa alami untuk mengontrol robot, dengan teknologi seperti sistem yang mendukung Bard dan ChatGPT. Ilustrasi
Foto: Dailymail
-Google ingin membantu orang memakai bahasa alami untuk mengontrol robot, dengan teknologi seperti sistem yang mendukung Bard dan ChatGPT. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Google ingin membantu orang memakai bahasa alami untuk mengontrol robot, dengan teknologi seperti sistem yang mendukung Bard dan ChatGPT. Pengguna dapat memerintah robot untuk menyelesaikan tugas dengan lebih cepat dan  efisien, menggunakan teknologi seperti sistem yang mendukung AI chatbots Bard, ChatGPT, Claude 2, dan lainnya, menurut perusahaan itu dalam postingan blog, dilansir dari laman CNET, Senin (31/7/2023).

Vincent Vanhoucke, kepala robotika untuk Google DeepMind, mengatakan Google's Robotics Transformer 2, atau RT-2, adalah "model vision-language-action (VLA) pertama dari jenisnya. Mirip dengan model bahasa besar di belakang AI chatbots, ini melatih berdasarkan data teks (dan gambar) yang ditemukan di web, untuk "menghasilkan tindakan robot secara langsung”.

Baca Juga

Vanhoucke mengatakan pembuatan robot menggunakan AI untuk memahami dunia di sekitar mereka lebih sulit daripada chatbots. Sementara chatbot AI hanya perlu menyerap banyak data teks tentang subjek tertentu dan dapat mengatur informasi tersebut dengan cara yang mudah dipahami manusia. Robot benar-benar perlu memahami dunia di sekitarnya. 

Contohnya untuk mengenali sebuah apel, membedakan antara apel Red Delicious dan bola merah. Robot perlu dilatih mengambil objek yang benar.

Dengan peluncuran ChatGPT OpenAI akhir tahun lalu, ada banyak perusahaan yang membawa teknologi AI ke pasar. AI chatbots sudah merambah ke dalam pengkodean, proses aplikasi kuliah, dan aplikasi kencan. 

Google sendiri menjadikan kecerdasan buatan sebagai fokus utama bisnisnya, sebagaimana dibuktikan oleh fakta bahwa presenter perusahaan mengatakan "AI" lebih dari 140 kali selama acara utama dua jam Google pada konferensi pengembang I/O bulan Mei lalu.

Robotika hanyalah bidang lain di mana model AI dapat mengubah seberapa cepat teknologi menjadi lebih pintar. Bagi investor Google, kemajuan perusahaan dalam robotika dapat menghasilkan bisnis yang baik. Industri robotika saat ini bernilai 30 miliar dolar AS dan diperkirakan akan mencapai 60 miliar dolar AS pada 2030, menurut Grand View Research.

Di masa lalu, para insinyur yang ingin melatih robot untuk, katakanlah, membuang sepotong sampah, pertama-tama harus melatih 'bot untuk mengidentifikasi sampah (yang melibatkan banyak parameter), membungkuk, mengambilnya, mengangkatnya berdiri. Kemudoam membungkuk ke belakang, mengidentifikasi tempat sampah, gerakkan lengan robotnya ke atas tempat sampah dan jatuhkan tempat sampah. 

Seperti yang sudah diduga, ini memakan proses yang lambat dan monoton. Google mengatakan bahwa dengan RT-2, yang menarik dari kumpulan data gambar yang ditemukan secara daring, robot dapat dengan cepat dilatih untuk memahami apa itu sampah dan bagaimana mengambil serta membuangnya.

“Robot dapat menggunakan sejumlah kecil data pelatihan untuk "mentransfer konsep yang tertanam dalam data pelatihan bahasa dan penglihatannya untuk mengarahkan tindakan robot bahkan untuk tugas yang belum pernah dilatih sebelumnya," kata Vanhoucke. 

Dalam demonstrasi yang diberikan kepada The New York Times, sebuah robot mampu mengidentifikasi dan mengangkat mainan dinosaurus ketika diminta untuk mengambil hewan yang telah punah dari sekelompok mainan lainnya. Dalam tantangan lain, bot mampu mengambil mobil mainan Volkswagen dan memindahkannya ke arah bendera Jerman.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement