Kamis 03 Aug 2023 06:35 WIB

Muhammadiyah Usulkan Pilpres 2024 Diikuti Lebih dari Dua Paslon Capres-Cawapres, Ini Alasannya

Kalau dua paslon itu seperti benar atau salah.

Rep: Kurusetra/ Red: Partner
.
Foto: network /Kurusetra
.

Prof Abdul Mu’ti. Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof Abdul Mu’ti berharap<a href= Pilpres 2024 diikuti lebih dari dua paslon capres dan cawapres. Foto: Dok Republika." />
Prof Abdul Mu’ti. Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof Abdul Mu’ti berharap Pilpres 2024 diikuti lebih dari dua paslon capres dan cawapres. Foto: Dok Republika.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Kandidat calon presiden saat ini mengerucut kepada tiga nama, Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto. Jika Anies dan Ganjar sudah dideklarasikan sebagai capres, Prabowo hingga kini masih belum mendeklarasikan diri maju pada Pilpres 2024. Bicara peluang Pilpres 2024 yang hanya akan diikuti dua pasangan calon capres dan cawapres, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof Abdul Mu’ti mencoba mengutarakan pendapatnya.

Prof Mu’ti mengusulkan agar Pilpres 2024 bisa menampilkan lebih dari dua calon pasangan capres-cawapres. Hal tersebut agar menghindari pola pikir biner, atau pola pikir yang sederhana dengan memandang segala hal hanya dalam dua kutub yang saling bertentangan.

BACA JUGA: Sudah Kenyang Janji, Orang Muhammadiyah tak Mudah Percaya Janji Manis Capres, Ini Alasannya

.

Ia berkata, dalam konteks politik, situasi seperti ini sering disebut sebagai “duopolis” atau sistem politik yang didominasi oleh dua kekuatan utama. “Kalau kami boleh nitip aspirasi kepada sembilan partai politik itu, kami nitip jangan hanya dua pasang (capres-cawapres), minimal tiga. Supaya kita punya banyak pilihan. Kalau dua itu seperti benar dan salah,” ujar Prof Abdul Mu’ti dalam Peneguhan PDM/PDA Depok Periode 2022-2027, Ahad (22/7/2023), seperti dinukil dari situs resmi Muhammadiyah.

Prof Abdul Mu’ti menyampaikan keprihatinannya terhadap polarisasi politik yang terjadi pada Pemilu 2019, di mana hanya terdapat dua pasang calon yang kuat bersaing. Ia berpendapat, risiko politik dari situasi tersebut masih terasa hingga saat ini, terutama dalam bentuk ujaran-ujaran yang memprovokasi di media sosial dengan istilah “cebong” dan “kampret” yang merujuk kepada pendukung masing-masing kubu.

BACA JUGA: Mengapa Orang Muhammadiyah Sholat Id di Lapangan Bukan di Masjid?

Karena itu dengan pendekatan “wait and see“, Muhammadiyah berusaha untuk tetap netral dan memberikan dukungan aspirasional kepada berbagai partai politik. Sehingga diharapkan akan muncul lebih banyak pilihan calon yang dapat dipertimbangkan dengan matang dalam pemilihan presiden selanjutnya.

Prof Abdul Mu’ti, menyatakan Muhammadiyah bukanlah kendaraan politik praktis, sehingga Muhammadiyah tidak akan terlibat secara langsung dalam politik praktis terutama terkait Pemilihan Presiden (Pilpres), termasuk tidak akan mendeklarasikan dukungan untuk capres tertentu. “Soal Pilpres Muhammadiyah wait and see saja," kata Prof Abdul Mu’ti.

BACA JUGA: Orang Muhammadiyah Ternyata Juga Yasinan, Begini Cara Praktiknya

Pilpres dan Pemilu adalah urusan ketua parpol...


Prof Abdul Mu’ti. Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof Abdul Mu’ti berharap Pilpres 2024 diikuti lebih dari dua paslon capres dan cawapres. Foto: Dok Republika.
Prof Abdul Mu’ti. Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof Abdul Mu’ti berharap Pilpres 2024 diikuti lebih dari dua paslon capres dan cawapres. Foto: Dok Republika.

MUHAMMADIYAH NETRAL

Prof Abdul Mu’ti menuturkan, soal Pemilu dan Pilpres biar menjadi urusan para ketua umum partai politik. Karena, kata dia, capres dan cawapres adalah kewenangan konstitusional.

"Biarlah itu (Pilpres) diurus oleh ketua-ketua partai, karena kewenangan konstitusional untuk mencalonkan siapa capres dan cawapres itu ada pada partai politik. Itu amanat Undang-undang Dasar,”

BACA JUGA: Perbedaan dan Persamaan Kristen Muhammadiyah (KrisMuha) dengan NU Cabang Kristen

.

Prof Abdul Mu'ti menjelaskan alasan Muhammadiyah tidak akan mendeklarasikan dukungan untuk calon presiden tertentu, karena hal tersebut hanya akan menjadi mimpi di siang bolong. Menurutnya, warga Muhammadiyah yang akan lebih memilih lebih baik menitipkan aspirasi dan dukungan politiknya melalui partai politik, bukan kepada Persyarikatan.

“Kalau warga Muhammadiyah ikut mendukung atau titip aspirasi, titipkan lewat partai politik, jangan Muhammadiyah buat deklarasi dukung mendukung calon presiden tertentu, itu namanya mimpi di siang bolong. Wait and see saja,” ucap Prof Mu’ti.

BACA JUGA: PN Jakpus Kabulkan Nikah Beda Agama, Ini Hukumnya Pria Kristen Nikahi Muslimah Menurut Muhammadiyah

.

BACA BERITA MENARIK LAINNYA:

> Kiai Tampar Anggota Banser: Kiai Gak Dijaga Malah Gereja yang Dijaga!

> GP Ansor Bantah Anggota Banser Lecehkan Tsamara Amany: Fotonya Dicatut

> Humor Gus Dur: Pastor Lega Dikira Gak Jadi Diterkam Harimau, Ternyata Harimaunya Lagi Baca Doa Makan

> Sempat Tantang Novel Bamukmin Duel, Denny Siregar: Gak Jadi Deh, Gw Males Bulan Puasa Berantem

> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah

> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU

> Humor Gus Dur: Yang Bilang NU dan Muhammadiyah Berjauhan Hanya Cari Perkara, Yang Dipelajari Sama

> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab

> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan

> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

sumber : https://kurusetra.republika.co.id/posts/230249/muhammadiyah-usulkan-pilpres-2024-diikuti-lebih-dari-dua-paslon-capres-cawapres-ini-alasannya
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement