REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang masih memiliki ‘pekerjaan rumah’ untuk menyelesaikan kasus stunting atau gagal tumbuh kembang pada anak yang ada di daerahnya.
Sampai hari ini, di wilayah Kabupaten Semarang masih ada sebayak 2.190 kasus stunting pada anak. Angka ini telah mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang mencapai 3.284 anak.
Bupati Semarang, H Ngesti Nugraha mengungkapkan, Pemkab Semarang terus berupaya maksimal untuk menekan dan menurunkan angka stunting ini menjadi ‘nol’ kasus secara gotong-royong.
Upaya untuk menurunkan angka stunting ini juga didukung bantuan dari pusat, bantuan daerah melalui Dinas Kesehatan (Dinkes), pemanfaatan dana desa, termasuk bantuan CSR dari perusahaan swasta di Kabupaten Semarang.
Tidak terkecuali bantuan dari Kementerian Sosial kepada anak-anak stunting yang saat ini masih berlangsung serta dukungan yang diberikan oleh TNI/Polri, dalam hal ini Kodim 0714/Salatiga dan Polres Semarang.
“Kami bergotong-royong untk menyelesaikan stunting ini,” katanya, saat menghadiri acara Trabas Bansos yang digelar Polres Semarang dalam rangka Hari Bhayangkara ke-77 di Alun-alun Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, Ahad (6/8/2023).
Seperti kegiatan hari ini, Polri juga menyalurkan bantuan untuk penanganan stunting, selain berbagai jenis bantuan sosial yang disalurkan kepada warga yang berhak.
Kendati sudah ada progress penurunan angka stunting di tengah masyarakat, bupati mengakui masih ada beberapa desa yang perlu mendapatkan perhatian khusus karena jumlah angka stuntingnya yang masih banyak.
Antara lain di Desa Banyukuning, Kecamatan Bandungan. “Upaya penanganan stunting di desa ini terus difokuskan karena angka kasusnya masih banyak,” ungkap dia.
Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait pencegahan dan penanganan stunting juga terus dilakukan di desa ini, termasuk memprioritaskan bantuan-bantuan untuk penanganan stunting.
“Semua ini kami lakukan, agar ada percepatan penurunan angka stunting di Desa Banyukuning, termasuk di beberapa desa lain, tentunya yang masih ditemukan kasus stunting,” lanjut bupati.
Kapolres Semarang, AKBP Achmad Oka Mahendra menyampaikan, pada rangkaian Hari Bhayangkara ke-77, Polres Semarang bersama Forkopimda menggelar acara Trabas Bakti Sosial.
Kegiatan ini melibatkan ribuan peserta dari Kabupaten Semarang maupun daerah lain di Jateng dan DIY. Seluruh dana yang masuk dari pendaftaran partisipan (peserta) semua dikembalikan lagi kepada masyarakat dalam bentuk bantuan sosial.
Seperti bantuan untuk anak-anak stunting, bantuan peralatan pendukung aktivitas bagi penyandang disabilitas, hingga bantuan untuk pembangunan tempat ibadah (mushala) di wilayah Kecamatan Ungaran Timur.
Terkait dengan dukungan untuk membantu Pemkab Semarang dalam menurunkan angka stunting, ungkap kapolres, menjadi bagian dari instruksi kapolda Jateng.
“Dan sejauh ini, keterlibatan anggota Bhabinkamtibmas dalam membantu memberikan edukasi maupun bantuan langsung di masyarakat juga telah berjalan di Kabupaten Semarang,” jelas kapolres dalam kegiatan yang juga dihadiri Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Luthfi.