REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Surat Al-Fatihah memiliki banyak julukan, salah satunya adalah Induk Kitab. Hal ini merujuk pada QS Al-Hijr ayat 87, yang menyebut tujuh ayat dalam Al-Fatihah sebagai rangkuman dari seluruh Alquran.
Allah SWT dalam QS Al-Hijr ayat 87 menyebut, " Dan sungguh, Kami telah memberikan kepadamu tujuh (ayat) yang (dibaca) berulang-ulang dan Alquran yang agung."
Nabi Muhammad SAW juga pernah membahas perihal surah yang mulia ini. “Aku bersumpah demi Dzat yang jiwaku berada di Tangan-Nya, yang seperti itu tidak pernah diturunkan dalam Taurat, Injil, Zabur, maupun dalam Furqan. Itu adalah surat dengan tujuh ayat yang sering diulang, dan Alquran yang luar biasa yang diberikan kepadaku.” (At-Tirmidzi)
Penulis Dr. Mohannad Hakeem, dalam artikelnya di About Islam, menyebut setidaknya ada tiga pesan penting yang dibawa oleh Al-Fatihah dalam hidup manusia. Tiga hal yang dimaksud adalah:
1. Pendahuluan dan ringkasan untuk keseluruhan Buku
Alquran membahas tiga tema utama, yang mana Surah Al-Fatihah ini berfungsi sebagai pengantar dan ringkasan komponen utamanya.
- Bagaimana mengenal Allah
Dalam Al-Fatihah terdapat tiga ayat yang menyebut, "Segala puji bagi Allah, Rabb seluruh alam, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Pemilik hari pembalasan.." Sebagian besar Alquran menjelaskan tentang Allah, nama-namanya yang indah dan bagaimana merenungkan ciptaan-Nya.
- Cara terbaik untuk menyembah Allah
Salah satu ayat Al-Fatihah berbunyi, "Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan." Bagian lain dalam Alquran mengajarkan tentang ibadah, misalnya shalat dan puasa, serta aturan tentang berbagai aspek kehidupan, misalnya pernikahan.
- Islam sebagai pedoman hidup
Surat Al-Fatihah yang lain berbunyi, "Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat."
Hampir sepertiga isi Alquran menyebutkan kisah-kisah manusia sebelumnya. Beberapa dari mereka menjalani kehidupan yang lurus benar, sementara yang lain menyimpang dan mendapatkan murka Allah.
2. Dialog dengan Pencipta Anda
Setiap kali Omar Bin Abdul-Aziz membaca Surat Al-Fatihah, dia akan berhenti setelah membaca setiap ayat. Ketika ditanya tentang itu, beliau menjawab: “Karena saya ingin menikmati balasan dari Tuhanku”.
Perkataannya ini mengacu pada hadits otentik yang indah ini:
Nabi berkata, “Allah berfirman, 'Aku membagi shalat antara diri-Ku dan hamba-Ku menjadi dua. Untuk hamba-Ku apa yang dia minta. Apabila hamba-Ku membaca, “Alhamdulillahi rabbil ‘alamin,” Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku memuji-Ku.”
Apabila hamba-Ku membaca, “Ar-rahmanir Rahiim.” Allah Ta’ala berfirman, “Hamba-Ku mengulangi pujian untuk-Ku.”
Apabila hamba-Ku membaca, “Maaliki yaumid diin.” Apabila hamba-Ku membaca, “Hamba-Ku mengagungkan-Ku.” Dalam riwayat lain, Allah berfirman, “Hamba-Ku telah menyerahkan urusannya kepada-Ku.”
Apabila hamba-Ku membaca, “Iyyaka na’budu wa iyyaaka nasta’in. Allah Ta’ala berfirman, “Ini antara diri-Ku dan hamba-Ku, dan untuk hamba-Ku sesuai apa yang dia minta.”
Apabila hamba-Ku membaca, “Ihdinas-Shirathal mustaqiim….dst. sampai akhir surat.” Allah Ta’ala berfirman, “Ini milik hamba-Ku dan untuk hamba-Ku sesuai yang dia minta.” (HR Muslim, At-Tirmidzi, Ahmad) .
3. Menghubungkan Al-Fatihah dengan keprihatinan, kebutuhan, dan masalah sehari-hari
Dalam satu hari, setidaknya surah Al-Fatihah dibaca dan diulangi sebanyak 17 kali. Maka, merenungkan maknanya akan sangat penting untuk mencapai Khushu` (kerendahan hati) dalam doa-doa kita.
Beberapa orang merasa bosan untuk mengulanginya. Namun, tujuan pengulangan adalah untuk menegakkan makna dan sikap tertentu. Inilah rencana yang disarankan untuk memastikan bahwa seorang Muslim membacanya dengan pikiran sadar dan hati yang rendah hati.
Sumber:
https://aboutislam.net/shariah/quran/quranic-reflections/quran-reflections-1-relate-al-fatihah-life/