Senin 14 Aug 2023 07:25 WIB

Walisongo Center, Simpan Bukti dan Literasi Syiar Para Wali

Ini menjadi bagian dan komitmen UIN Walisongo untuk memunculkan identitas lembaganya.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Fernan Rahadi
Wakil Menteri Agama, Saiful Rahmat Dasuki melihat mushaf kuno, salah satu koleksi yang tersimpan di Walisongo Center, kompleks kampus UIN Walisongo, Semarang, baru- baru ini.
Foto: Humas UIN Walisongo
Wakil Menteri Agama, Saiful Rahmat Dasuki melihat mushaf kuno, salah satu koleksi yang tersimpan di Walisongo Center, kompleks kampus UIN Walisongo, Semarang, baru- baru ini.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Bagi siapa pun yang ingin belajar dan melihat berbagai dokumentasi rekam jejak sembilan wali penyebar Islam di tanah Jawa, Walisongo, sekarang bisa datang ke Walisongo Center, kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang.

Fasilitas yang baru diresmikan ini menyimpan beberapa koleksi foto klasik, naskah- naskah tentang sejarah penyebaran islam, hingga koleksi Gamelan serta Wayang kuno yang berhubungan dengan para Walisongo.

"Gamelan dan Wayang ini adalah media dakwah yang digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk menyebarkan Islam di Pulau Jawa," ungkap Ketua Walisongo Center, KH Anasom, dalam keterangannya, Ahad (13/8/2023).

Tidak hanya itu, di Walisongo Center ini juga menyimpan naskah-naskah karya KH Soleh Darat atau Muhammad Salih bin Umar as-Samarani, Mushaf kuno, Naskah Pegon dan Naskah Jawa Carakan (tulisan tangan asli) KH Hasyim Asyari.

Termasuk beberapa naskah Kuno dan media tulisan daluwang dan daun lontar peninggalan sekitar abad 16  hingga abad 18 serta naskah dan tosan aji milik KH Zubair al Jailani yang merupakan Rektor pertama IAIN Walisongo Semarang.

"Maka, Walisongo Center ini menjadi salah satu sarana untuk membangun dan mengembangkan tradisi keilmuan, sekaligus untuk merawat sejarah terkait dengan peran para sembilan Wali dalam membumikan Islam," jelas KH Anasom.

Ia juga menyampaikan, sebelum diresmikan oleh Wakil Menteri Agama (wamenag), Saiful Rahmat Dasuki, pekan kemarin, Walisongo Center yang diinisiasi UIN Walisongo ini juga sudah dibahas dalam beberapa kegiatan lokakarya.

Hasilnya ada empat fungsi utama dari Walisongo Center ini. "Masing- masing fungsi museum, fungsi Laboratorium, Fungsi Pusat Penelitian dan Kajian serta Fungsi Rekreatif, kata KH Anasom dalam penjelasnnya.

Terkait dengan hadirnya Walisongo Center ini, Rektor UIN Walisongo, Prof Imam Taufiq menegaskan, jika ini juga menjadi bagian dan komitmen UIN Walisongo untuk memunculkan identitas lembaga pendidikan tinggi yang dipimpinnya.

Terlebih PTKIN ini membawa nama besar 'Walisongo'. "Maka Walisongo Center ini bisa menjadi pusat literasi, rujukan serta sarana belajar dan referensi penelitian bahkan juga berbagai kajian tentang Walisongo,” ungkapnya. 

Selain sebagai Pusat kajian, lanjutnya, Walisongo Center juga hadir sebagai destinasi Eduwisata guna melengkapi sarana dan fasilitas yang sudah ada di lingkungan kampus UIN Walisongo Semarang.

"UIN Walisongo sudah memiliki planetarium dan lebih lengkap dengan Walisongo Center dengan literasi religi. Semoga kehadiran Gedung ini memberikan keberkahan dan kebermanfaatan”, jelasnya. 

Sebelumnya, Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki juga mengapresiasi UIN Walisongo yang menghadirkan Walisongo Center ini. Sebab peradaban di Indonesia diawali dengan keberadaan para Walisongo sebagai penyebar islam.

Diharapkan, Walisongo Center bisa menjadi pusat pembelajaran mengenai moderasi beragama yang selama ini juga telah diajarkan oleh para Walisongo dalam setiap dakwahnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement