REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Pemerintah Israel meluncurkan rencana anggaran yang akan berlangsung selama lima tahun ke depan. Dalam anggaran tersebut menunjukkan tujuan Tel Aviv untuk meningkatkan pengaruhnya atas wilayah pendudukan di Yerusalem Timur.
Menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh pemerintah sayap kanan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Ahad (20/8/3023), anggaran sebesar 3,2 miliar shekel Israel atau setara dengan 843 juta dolar AS telah disewa untuk investasi di Yerusalem Timur. Dana tersebut untuk pengeluaran dari 2024 hingga 2028.
Menurut laporan Times of Israel, kesepakatan ini telah disetujui Kabinet untuk melawan alokasi sebelumnya sebesar 2,5 miliar shekel atau 680 juta dolar AS. Anggaran sebelumnya telah dibekukan oleh Menteri Anggaran Keuangan Bezalel Smotrich yang menyampingkan dana untuk program persiapan kuliah bagi mahasiswa Arab di Hebrew University of Jerusalem.
Smotrich menyatakan, rencana anggaran terbaru akan memperkuat kedaulatan Israel atas Yerusalem Timur. “Yerusalem bersatu bukan hanya slogan, itu tanggung jawab. Tanggung jawab untuk setiap penduduk, tanggung jawab untuk pengembangan dan kemakmuran Yerusalem sebagai ibu kota abadi kita," ujarnya.
Dikutip dari Anadolu Agency, tujuan dari inisiatif diklaim untuk mengatasi ketidaksetaraan sosial dan mendorong pembangunan ekonomi di Yerusalem Timur. Dana tersebut akan diserap diantaranya untuk pembangunan infrastruktur, perumahan, perawatan kesehatan, pendidikan, transportasi umum, program kesejahteraan, dan budaya.
Mengenai rencana tersebut, Netanyahu mengatakan, keputusan itu akan mengubah wajah Yerusalem. "Kami mempersatukan Yerusalem," ujar Netanyahu.
Menurut Netanyahu, pelanggaran tersebut akan berkontribusi pada peningkatan jumlah orang yang menerima ijazah sekolah menengah atas. Kurikulum Palestina, disebut tawjihi, diajarkan di sekolah-sekolah di Yerusalem Timur, yang mengarah ke ijazah SMA. Namun, siswa Israel ingin mengajarkan kurikulum Israel.