Untuk Yang Mulia Para Pencuri Naskah/Plagiator
Selama empat hari, Raffles menjarah Keraton Yogyakarta. Dari berbagai jenis barang yang dijarah itu terdapat naskah-naskah Jawa yang kemudian ia pakai sebagai bahan untuk buku The History of Java. Kendati naskah-naskah itu hasil jarahan, ia tetap menyebutkannya ketika ada bagian-bagian yang ia ambil untuk bukunya, seperti dalam kalimat: “Syair berikut adalah dari Niti Sastra Kawi”, “Cerita ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Crawfurd”.
Redaksi
Hal yang sama pernah dialami kereta api rute pertama dari Semarang ke Tanggung pada 1899. Kereta dari Semarang me menuju ke Solo, tetapi mogok sebelum masuk Tanggung. Rute Kemijen (Semarang) - Tanggung (Grobogan) diresmikan pada 10 Agustus 1867.
Oohya! Baca juga ya:
Seperti Kereta Cepat Rute Pertama, Kereta Semarang-Tanggung pun Ditunda Peresmiannya dan Tuai Kritik
Orang Indonesia Pernah Pansos dengan Bahasa Belanda
Sebagaimana Halnya Kopi, Persatuan Indonesia pun Perlu Disangrai dan Diseduh
Uji coba pertama kereta api jalur Stasiun Kemijen, Tanggung, Kedungjati (Grobogan) dilakukan pada 21 Juni 1867. Dari Kemijen ke Tanggung kereta ditarik dengan lokomotif biasa, tetpi dari Tanggung ke Kedungjati lokomotifnya menggunakan bantuan mesin kecil. Alasannya, jalur Tanggung-Kedungjati belum stabil.
Rute kereta api Kemijen-Tanggung diresmikan pada 10 Agusus 1867. Tapi, pada 21 Oktober1867, De Locomotief melaporkan masih adanya kejadian-kejadian buruk. Tanah jalur rel Tanggung-Kedungjati mengalami penurunan permukaan tanah, sehingga tanah perlu diberi patok-patok. Pengerjaan rute Tanggung – Kedungjati dinilai masih jauh dari harapan.
Ketika rute ini selesai pada 1899, kondisi tanah labil di jalur rel masih menjadi persoalan. Kegagalan pembangunan rute ke Kedungjati telah mengundang kritik pedas. Kelemahan ini ada bukan karena kekurangan ahli, melainkan karena kalahnya pengetahuan oleh arahan-arahan. “Sebuah kelemahan yang hanya bisa ditutupi oleh jubah kesuksesan,” tulis De Locomotief.
Ada saja hal-hal terjadi di luar prediksi, sehingga mengganggu perjalanan. Ini kejadian pada 1899, ketika mesin kecil dari Stasiun Kedungjati didatangkan untuk menjalankan lokomotif ketika kereta api dari Semarang mengalami masalah sebelum masuk Stasiun Tanggung. Pipa api loko pecah, sehingga kereta tidak bisa berjalan, sementara tidak ada loko pengganti. Mesin kecil memang disiagakan di Stasiun Kedungjati.
Akibat mogok ini, kereta api terlambat dua jam tiba di Solo. Akibatnya, kereta dari Solo ke Surabaya juga terlambat berangkat.
Priyantono Oemar
Sumber rujukan:
De Nieuwe Vorstenlanden edisi 6 Maret 1899
De Locomotief edisi 7 Maret 1899
Java Bode edisi 26 Juni 1867