REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang menganggap bahwa penderita asma tidak boleh berolahraga. Alasannya, aktivitas berolahraga bisa memicu terjadinya serangan asma. Akan tetapi, olahraga yang tepat justru bisa membantu mengurangi gejala asma.
Manfaat olahraga bagi penderita asma ini diungkapkan dalam sebuah studi yang dilakukan selama sekitar 20 tahun. Studi ini menunjukkan bahwa latihan fisik atau olahraga bisa memperbaiki fungsi paru. Selain itu, olahraga juga dapat meningkatkan kualitas hidup penderita asma.
Tak hanya itu, olahraga rutin juga dapat membuat tubuh penderita asma menjadi lebih bugar. Ketika tubuh semakin bugar, para penderita asma mengungkapkan bahwa kualitas tidur mereka ikut membaik. Tak hanya itu, mereka juga merasakan adanya penurunan tingkat stres dan perbaikan kontrol berat badan.
Para penderita asma juga bisa melalui lebih banyak hari tanpa mengalami gejala atau serangan asma setelah rutin berolahraga. Bahkan dalam beberapa kasus, penderita asma bisa mengurangi dosis obat-obatan yang mereka gunakan.
Menurut studi yang dilakukan oleh tim peneliti asal Inggris ini, latihan fisik atau olahraga dapat menurunkan sitokin peradangan dan meningkatkan sitokin antiperadangan. Sitokin merupakan molekul protein kecil yang membantu sel-sel berkomunikasi.
Penurunan sitokin peradangan dan peningkatan sitokin antiperadangan ini dapat membantu menenangkan peradangan kronis yang terjadi pada jalan napas penderita asma. Kondisi ini berimbas pada lebih ringannya gejala asma yang dirasakan para penderita asma setelah rutin berolahraga.
Namun, penderita asma juga perlu memperhatikan keamanan saat melakukan olahraga. Menurut Global Initiative for Asthma, penderita asma dianjurkan untuk melakukan latihan kardio dan latihan kekuatan sebanyak dua kali per pekan.
"Anda harus memulai (olahraga) dari tingkat yang rendah dan perlahan," ujar direktur medis Sequence, Spencer Nadolsky DO, seperti dilansir WebMD pada Jumat (1/9/2023).
Sangat tidak dianjurkan bagi penderita asma untuk langsung melakukan olahraga yang berat. Bila terlalu memaksakan diri, olahraga dikhawatirkan bisa memicu kambuhnya serangan asma.
Selain itu, Nadolsky mengimbau agar para penderita asma selalu membawa inhaler atau obat penyemprot untuk asma ketika berolahraga. Tak lupa, penderita asma juga harus menggunakan obat-obatan mereka secara teratur dan disiplin.
Sebelum memutuskan untuk mulai olahraga, penderita asma perlu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Perhatikan pula kualitas udara sebelum melakukan olahraga di luar rumah agar risiko kekambuhan serangan asma bisa diredam.
Penderita asma juga dianjurkan untuk tidak berolahraga di tengah cuaca dingin dan kering. Kondisi suhu yang dingin dan udara yang kering bisa memicu dehidrasi serta mempersempit jalan napas, sehingga mempersulit penderita asma untuk bernapas.
Menurut profesor di bidang ilmu keperawatan dari Columbia University, Maureen George PhD, hal yang lebih membahayakan bagi penderita asma adalah menghindari olahraga sepenuhnya. Menurut Prof George, pola hidup yang tidak aktif bisa membuat penderita asma berisiko terhadap obesitas dan beragam masalah kesehatan terkait kelebihan berat badan.