Sabtu 02 Sep 2023 12:08 WIB

Prabowo Singgung Aroma Pengkhianatan

Prabowo seolah singgung Muhaimin Iskandar yang menjadi bakal Cawapres Anies Baswedan.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Erdy Nasrul
Bakal Calon Presiden yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Foto: Republika/Prayogi
Bakal Calon Presiden yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketum Partai Gerindra sekaligus bakal Capres 2024 Prabowo Subianto menyindir aroma pengkhianatan yang muncul dalam beberapa waktu terakhir. Hal itu disampaikan Prabowo ketika berpidato dalam deklarasi dukungan terhadapnya oleh Partai Gelora pada Sabtu (2/9/2023). 

Awalnya, Prabowo mengungkapkan kondisi saat dirinya memutuskan bergabung dengan Kabinet Jokowi jilid II. Saat itu, Prabowo merasa dicap pengkhianat oleh pengikutnya. Lantas, Prabowo menyinggung pengkhianatan yang terjadi baru-baru ini. 

Baca Juga

"Ditentang saya sama pengikut saya sendiri. Saya dianggap pengkhianat. Akhir-akhir ini memang sarat dengan aroma pengkhianatan," kata Prabowo dalam kegiatan di Jakarta Theater itu.

Pernyataan Prabowo seolah menyinggung Ketum PKB Muhaimin Iskandar yang disebut menjadi bakal Cawapres Anies Baswedan. Kabar ini mencuat sejak Kamis (31/8/2023). Padahal pria yang akrab disapa Cak Imin itu awalnya menyatakan dukungannya terhadap Prabowo. Namun kini Cak Imin mensinyalkan keluar dari Koalisi Indonesia Maju. 

Prabowo juga menceritakan pengkhianatan pernah terjadi di masa penjajahan Belanda. Saat itu, perusahaan asal Belanda, VOC menerapkan politik adu domba hingga menyebabkan rakyat Indonesia bertarung satu sama lain. 

"Saudara-saudara ini kita harus introspeksi. Belanda berkuasa karena diantara kita (ada pengkhianat), perusahan kecil (VOC) bisa taklukan kerajaan karena pangeran-pangeran sibuk rebutan kursi. Sultan meninggal putra-putranya perang. Ini pelajaran kita masih harus belajar terus," ujar Prabowo. 

Prabowo menegaskan politik adu domba merupakan musuh besar bangsa. Prabowo menekankan ada pihak-pihak yang mengambil untung atas politik adu domba. 

"Politik adu domba semakin Indonesia nggak bersatu (maka) semakin kekuatan tertentu di dunia itu seneng," ujar Prabowo. 

Prabowo mengingatkan betapa kayanya sumber daya alam Indonesia. Kekayaan ini dinilai mestinya dapat menyejahterakan rakyat. 

"Kita terlalu besar, dan terlalu kaya. Kita Indonesia (wilayah) sebesar Eropa. Dan kayanya bukan main. Produsen nikel terbesar, sawit terbesar, karet, timah. Apa yang kita tidak punya," ucap Prabowo.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement