Selasa 05 Sep 2023 06:29 WIB

Cara Terbaik Memperkenalkan 'Orang Baru' ke Anak Bagi Single Parent

Anda perlu mengukur seberapa serius 'orang baru' sebelum dikenalkan kepada anak.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Qommarria Rostanti
Keluarga (ilustrasi). Ada beberapa cara yang dapat dilakukan bagi single parent untuk memperkenalkan pasangan baru kepada anak.
Foto: www.freepik.com
Keluarga (ilustrasi). Ada beberapa cara yang dapat dilakukan bagi single parent untuk memperkenalkan pasangan baru kepada anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selebgram Larissa Chou resmi menikah dengan Ikram Rosadi. Larissa mengunggah foto-foto hari bahagia mereka di akun Instagramnya @larissachou dengan caption “Selamat datang di hidup kami (emoji wanita berhijab) (emoji anak laki-laki) Sekarang panggilan Om baik berubah menjadi 'papah'”.

Dalam sebuah foto terlihat Ikram menggendong putra Larissa dari pernikahan terdahulu, Yusuf. Melihat hal ini, memperkenalkan orang baru kepada anak mungkin menjadi tantangan tersendiri bagi orang tua yang bercerai (single parent).

Baca Juga

Mungkin ada ketegangan antara ingin anak-anak mengenal orang yang Anda sukai dan ingin melindungi perasaan anak-anak. Dilansir Verywell Family, Senin (4/9/2023), Anda harus mempertimbangkan semua faktor sebelum memperkenalkan pasangan baru kepada anak-anak, termasuk usia dan kedewasaan anak, waktu sejak berpisah dari ayah/ibu mereka, dinamika keluarga, dan keadaan perceraian.

Anda juga perlu memikirkan kemungkinan reaksi Anak serta keadaan emosinya. “Pertimbangkan mengapa Anda ingin memperkenalkan (pasangan Anda) kepada anak-anak dan apakah waktunya masuk akal,” kata Michael Whitehead, terapis pernikahan dan keluarga di Twin Falls, Idaho.

Pikirkan betapa seriusnya Anda dengan orang baru itu dan beberapa percaya diri Anda dalam hubungan tersebut. Kadang-kadang bisa membingungkan atau meresahkan bagi anak-anak untuk bertemu banyak orang baru yang dikencani orang tua mereka.

Menurut dr Whitehead, setelah mengenal pasangan baru dengan baik dan yakin bahwa Anda ingin dia menjadi bagian dalam hidup, mungkin ini saatnya untuk membiarkan mereka menemui anak-anak Anda. Kuncinya adalah tempat yang membuat semua orang merasa nyaman. 

Ada banyak pilihan bagus sebagai tempat perkenalan termasuk rumah, restoran, dan taman. Pertemuan ini juga bisa dilakukan sambil melakukan aktivitas yang disukai anak seperti bermain atau membeli es krim. 

Lalu apa yang harus dilakukan selama perkenalan? Psikolog di Rumah Sakit Anak Mount Sinai Kravis di New York City, Aliza Pressman, menyarankan untuk mempersiapkan anak terlebih dahulu dengan memberi tahu mereka apa yang akan terjadi. 

Anak dapat diberi tahu kapan dan mereka akan bertemu pasangan baru, juga apa isi rencana pertemuan ini. Misalnya, apakah akan makan siang bersama, berjalan-jalan, atau sekadar duduk dan mengobrol. 

Lori Sims, salah satu pendiri Nacho Parenting, menyarankan untuk menemukan kesamaan atau aktivitas bersama. “Apa pun yang Anda nikmati akan membantu membangun hubungan baik,” ujar Sims. 

Berikutnya, Anda dapat memfasilitasi percakapan sesuai kebutuhan dengan memberi tahu anak dan pasangan berbagai hal tentang satu sama lain jika waktu perkenalan resmi tiba. Daripada berbasa-basi terlebih dahulu, Anda bisa langsung melakukan aktivitas misal bersepeda, bermain sepak bola di halaman, atau sekadar makan camilan bersama.

Melakukan aktivitas bersama dapat membantu calon pasangan baru dan anak Anda memiliki sesuatu untuk dibicarakan. Kemungkinan besar itu juga akan membuat pertemuan awal tidak terasa terlalu canggung. 

Setelah aktivitas selesai, minta pasangan Anda mengucapkan selamat tinggal lalu pergi. Kemudian, beri anak Anda waktu untuk berbicara dengan Anda tentang pengalamannya jika mereka mau. Anda juga dapat mengatur waktu untuk pertemuan berikutnya sehingga anak Anda tahu apa yang akan terjadi pada hari dan pekan mendatang. 

 

 

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement