Ahad 10 Sep 2023 16:57 WIB

In Picture: Masih tentang Sampah Kota Bandung

Keberadaan sampah yang tidak terangkut oleh petugas menimbulkan konflik sosial..

Rep: Edi Yusuf/ Red: Yogi Ardhi

Warga membawa ronsokan yang telah dipilah untuk dijual ke bandar di lokasi pembuangan sampah sementara (TPS) Babakan Siliwangi, Kota Bandung, Ahad (10/9/2023). (FOTO : Edi Yusuf/Republika)

Pemkot Bandung terus berupaya melakukan penanganan sampah terutama jenis sampah organik yang semakin menumpuk di sejumlah TPS Kota Bandung. (FOTO : Edi Yusuf/Republika)

Sedangkan untuk sampah anorganik telah banyak dimanfaatkan warga dijual ke bandar barang rongsokan. (FOTO : Edi Yusuf/Republika)

TPS-TPS yang telah ditutup terus kebanjiran sampah dari warga yang jauh dari lokasi TPS tersebut. (FOTO : Edi Yusuf/Republika)

inline

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG -- Warga memilah jenis rongsokan di lokasi pembuangan sampah sementara (TPS) Babakan Siliwangi, Kota Bandung, Ahad (10/9/2023).

Pemkot Bandung terus berupaya melakukan penanganan sampah, terutama jenis sampah organik yang makin menumpuk di sejumlah TPS Kota Bandung. Sedangkan, sampah anorganik banyak dimanfaatkan warga untuk dijual ke bandar rongsokan.

Keberadaan sampah yang tidak terangkut oleh petugas menimbulkan konflik sosial antarwarga. TPS-TPS yang telah ditutup terus kebanjiran sampah dari warga yang jauh dari lokasi TPS tersebut.

Sementara itu, bermunculan petugas sampah liar yang menawarkan jasa memindahkan sampah dari pertokoan restoran dan tempat usaha lain. Mereka menawarkan untuk membuang sampah ke TPS di luar wilayah mereka dengan imbalan sejumlah uang.

Hal itu merugikan TPS-TPS yang kebanjiran sampah kota dari luar wilayah mereka sehingga terganggu kenyamanannya.

sumber : Republika
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement