Kamis 14 Sep 2023 09:35 WIB

Bencana Kekeringan di Boyolali Meluas ke Empat Kecamatan

Daerah terdampak kekeringan sudah meminta kiriman bantuan air bersih.

Musim kemarau. Ilustrasi
Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Musim kemarau. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Boyolali di Provinsi Jawa Tengah menyebutkan bencana kekeringan terus meluas dan bertambah empat kecamatan di wilayah itu.

"Bencana kekeringan di Boyolali terus bertambah dari lima kecamatan kini menjadi sembilan kecamatan yakni Selo, Cepogo, Andong, dan Gladagsari," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Boyolali, Suratno, di Boyolali.

Suratno menjelaskan awalnya ada enam kecamatan yang diprediksi mengalami kekeringan, yakni Wonosamodro, Wonosegoro, Kemusu, Juwangi, Tamansari, dan Musuk, tetapi kini bertambah empat kecamatan yakni Selo, Cepogo, Andong, dan Gladagsari. Namun, Kecamatan Musuk hingga kini justru masih aman persediaan air bersihnya.

"Permintaan masyarakat terhadap bantuan air bersih di sembilan kecamatan itu, sudah mencapai 272 tangki hingga Rabu ini," kata Suratno.

BPBD Boyolali hingga Rabu, mengirimkan bantuan sebanyak enam tangki isi 5.000 liter ke Dukuh Percak, Desa Bercak Kecamatan Wonosamodro sebanyak tiga tangki dan Dukuh Wuluhan, Traban, dan Rakesan Desa Repaking. Masing-masing sebanyak satu tangki sehingga total ada enam tangki bantuan air bersih.

Dijelaskan, bantuan air bersih tersebut hingga kini terbanyak di Kecamatan Wonosamodro mencapai 78 tangki, kemudian Tamansari 57 tangki, Kemusu sebanyak 56 tangki.

Selanjutnya, Wonosegoro 36 tangki, Juwangi sebanyak 32 tangki. Namun, kini bertambah empat kecamatan yakni Selo ada enam tangki, Andong empat tangki, Cepogo dua tangki, dan Gladagsari satu tangki.

"Jadi bantuan air bersih sudah bertambah di daerah baru yakni empat kecamatan yang sudah meminta kiriman bantuan air bersih," ujarnya.

Kendati demikian, pihaknya mengimbau masyarakat tetap tenang dan tetap berkoordinasi dengan desa setempat. Warga memang dirasa perlu mendapatkan pasokan air bersih dan juga permohonan ke BPBD Boyolali untuk menindaklanjuti permintaan tersebut.

Ia menjelaskan terkait hal-hal yang lain dampak adanya musim kemarau yang menyebabkan kekeringan, pihaknya berharap masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan dan perhatiannya, agar kejadian kebakaran yang akhir-akhir semakin merebak dapat ditekan dan tidak terjadi kebakaran yang dapat merugikan semuanya.

"Baik dari sisi kesehatan dan adanya potensi terjadi korban material," katanya.

Pemkab Boyolali melalui APBD mengeluarkan bantuan untuk pengadaan air bersih yang disiapkan awalnya tahun ini, sebanyak Rp 105 juta. Namun, di anggaran perubahan ini, ditambah lagi Rp 80 juta sehingga total menjadi Rp 185 juta.

Selain itu, pihaknya juga selalu melakukan konsolidasi dengan internal dan pihak pemangku kepentingan lain seperti BUMN, BUMD, dan pihak swasta, yakni dunia usaha, masyarakat, akademisi, dan pihak lain yang mau berkontribusi kepada warga yang membutuhkan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement