Jumat 15 Sep 2023 10:42 WIB

Sungai Cileungsi Airnya Menghitam dan Berbau, Siapa Tanggung Jawab?

Saat ini, faktanya banyak bangunan yang dibangun rapat dengan sungai.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus Yulianto
Foto udara Sungai Cileungsi yang airnya hitam tercemar limbah di kawasan Ciangsana, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (12/9/2023).
Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Foto udara Sungai Cileungsi yang airnya hitam tercemar limbah di kawasan Ciangsana, Gunung Putri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (12/9/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Bupati Bogor Iwan Setiawan, menuntut peran Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) atas Sungai Cileungsi yang diduga tercemar. Dia meminta, BBWS bersama-sama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, bertanggung jawab atas Sungai Cileungsi yang kini menghitam dan berbau.

Iwan mengaku, sudah mempelajari aturan hukum dari Sungai Cileungsi. Di mana pembangunan apa pun termasuk pabrik yang dilakukan di garis sempadan sungai, harus berdasarkan izin BBWS.

Ia pun mempertanyakan, mengapa hanya Pemkab Bogor yang dituntut untuk bertanggung jawab atas pencemaran sungai ini. Meski Pemkab Bogor bertanggung jawab atas administrasi penutupan pabrik-pabrik tersebut,  dalam aturan pendiriannya berada di bawah BBWS.

“Kalau kita ngebangun apa pun di sungai, itu tegas, harus izin BBWS. Sekarang sungai tercemar, ya harus bareng-bareng bertanggung jawab, tugas BBWS apa, tugas Pemda apa?” kata Iwan, Kamis (14/9/2023).

Lebih lanjut, Iwan mengatakan, berdasarkan aturan BBWS pembangunan pabrik di pinggir sungai hanya diperkenankan 15 meter dari garis sempadan sungai. Namun, saat ini faktanya banyak bangunan yang dibangun rapat dengan sungai.

“Sekarang kalau (pabriknya) ditutup, sekarang (tanggung jawab) BBWS-nya apa ? Bareng-bareng dong, kalau di luar kan menganggapnya tutup, tidak solutif,” ujarnya.

Iwan menyebutkan, Pemkab Bogor juga mendapat arahan untuk tetap menjaga investasi dan ekonomi. Sehingga, jangan sampai dampak penutupan pabrik ini malah menimbulkan masalah baru terkait pengangguran.

“Makanya saya sudah turunkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH), DLH itu kemarin waktu rapat cari solusi jangan cuma nutup (pabrik), solusinya apa? Apakah kita ini ditutup sementara? Terus arahan dari aturan kajian itu harus bagaimana supaya tidak tercemar sungai ini,” jelasnya.

Sebelumnya, pada pekan kedua September 2023, Komunitas Peduli Sungai Cileungsi dan Cikeas (KP2C) menemukan kondisi Sungai Cileungsi yang tercemar semakin parah. Air Sungai Cileungsi terpantau berwarna hitam, bau, dan banyak ikan mati.

“Sejak Ahad siang hingga malam, air Sungai Cileungsi makin hitam, bau, dan banyak ikan yang mati,” kata Puarman awal pekan ini.

Puarman mengatakan, di sepanjang aliran Sungai Cileungsi banyak masyarakat bermukim di sekitarnya. Saat meninjau langsung, ia pun menerima banyak aduan terkait kondisi sungai saat ini.

“Mereka meminta pemerintah serius menangani pencemaran Sungai Cileungsi, yang sudah berlangsung bertahun-tahun seperti tidak ada perbaikan,” katanya menjelaskan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement