REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Daerah terdampak kekeringan atau kesulitan air bersih di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, terus bertambah pada musim kemarau ini. Berdasarkan informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), saat ini dilaporkan ada 146 desa yang terdampak kekeringan dari total 416 desa di wilayah Kabupaten Bogor.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor Aris Nurjatmiko mengatakan, 146 desa terdampak kekeringan itu tersebar di 32 kecamatan, dari total 40 kecamatan di Kabupaten Bogor. Sejumlah daerah dilaporkan sudah kesulitan mendapatkan air bersih sejak Mei 2023.
“Sebanyak 290.368 warga Kabupaten Bogor mengalami krisis air bersih di tengah bencana kekeringan ini,” kata Aris, dalam keterangannya, Jumat (15/9/2023).
Dalam upaya penanganan dampak kekeringan ini, Aris mengatakan, diupayakan penyaluran bantuan air bersih. BPBD berkolaborasi dengan sejumlah pihak terkait untuk mendistribusikan air bersih bagi warga di daerah-daerah terdampak kekeringan.
“BPBD dibantu pihak terkait sudah menyalurkan 2,53 juta liter air bersih ke wilayah terdampak,” kata Aris.
aSekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Burhanudin, menyebut ada sejumlah upaya yang dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor dalam menangani persoalan dampak kekeringan. Selain penyaluran air bersih, kata dia, dilakukan juga pembuatan sumur bor dan penyediaan toren atau tempat penampungan air di sejumlah desa.
“Pak Bupati sudah gercep (gerak cepat). Bulan ini kita membuat sumur bor 17, juga mendirikan toren-toren air di beberapa desa,” kata Burhanudin.