REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemanasan global bisa menyebabkan curah hujan yang lebih tinggi serta banjir lebih parah dan menghancurkan seperti yang terjadi di Kota Derna, Libya Timur. Hal ini merujuk pada studi yang dirilis oleh World Weather Attribution.
Studi ini mengatakan bahwa suhu bumi yang lebih hangat membuat curah hujan di Libya 50 kali lebih lebat sehingga mengubah cuaca ekstrem menjadi bencana kemanusiaan.
Badai Daniel yang menghantam negara Afrika Utara tersebut pada 10 September, menghancurkan infrastruktur dan menewaskan sedikitnya 3.300 orang. Ribuan orang lainnya masih dinyatakan hilang dan jumlah korban jiwa kemungkinan besar akan meningkat secara dramatis.
“Jumlah hujan yang turun di Libya jauh di luar prediksi dan kejadian yang pernah tercatat sebelumnya. Hujan yang turun di Libya mencapai 50 persen lebih banyak dibandingkan dengan hujan yang turun di dunia di mana manusia tidak mengubah iklim,” demikian laporan World Weather Attribution seperti dilansir The New Arab, Jumat (21/9/2023).