REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— China akan merilis Alquran versi baru dengan penerjemahan dan penafsiran yang dipadukan dengan konfusianisme.
Ini merupakan salah satu upaya negara berjuluk Tirai Bambu itu untuk mensinisasi Islam di negara itu. Ini menyusul pertemuan pejabat pemerintah dan dan akademisi China bertemu di Urumqi pada akhir Juli lalu.
Dalam pertemuan itu disampaikan bahwa secara khusus, China perlu berbuat lebih banyak untuk menyatukan Islam dengan Konfusianisme.
Pakar tafsir Alquran yang juga Ketua Program Studi Ilmu Alquran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Pengasuh Pondok Pesantren Bayt Alquran, Dr KH Syahrullah Iskandar, memberikan pandangannya terhadap isu tersebut. Berikut pandangan utuh beliau yang diberi judul: