REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Allah Subhanahu wa Ta'ala menurunkan hujan kepada penduduk bumi sebagai wujud rahmat dari-Nya. Setelah melalui musim panas, tanah menjadi kering, dengan datangnya hujan hal ini akan membuat tanam-tanaman tumbuh kembali.
Dalam kitab suci Alquran, Allah ﷻ telah menyebut beberapa kali tentang hujan. Awan mendung akan datang ke tempat yang Allah Subhanahu wa Ta'ala telah tentukan, kemudian air hujan akan mengairi daerah tersebut. Berikut lima di antara ayat Alquran tentang hujan dan tafsirnya:
1. Al-A'raf ayat 57
وَهُوَ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ ۖ حَتَّىٰ إِذَا أَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنَاهُ لِبَلَدٍ مَيِّتٍ فَأَنْزَلْنَا بِهِ الْمَاءَ فَأَخْرَجْنَا بِهِ مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ ۚ كَذَٰلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتَىٰ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّررُونَ
Artinya: “Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.” (QS Al-A'raf ayat 57)
Seperti dikutip laman Tafsirweb, berikut tafsir As-Sa'di dari surat Al-A'raf ayat 57, Allah SWT menjelaskan salah satu bukti kuasaNya dan salah satu bentuk karunia-NYa.
Dia berfirman, ”Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum datang Rahmat-Nya (hujan).” yakni angin yang membawa hujan, yang memicu hujan dari bumi dengan izin Allah SWT maka makhluk bersuka cita dengan rahmat Allah dan hati mereka menjadi tenang sebelum dia turun. ”Hingga apabila angin itu membawa awan mendung” sebagian darinya meniupnya lalu dia bertemu dengan angin yang lain, dan bersatu dengan angin yang lain lagi.
”Kami halau ke suatu daerah yang tandus” hewan-hewannya hampir mati dan manusianya hampir berputus asa atas rahmat Allah SWT “Lalu Kami turunkan” pada daerah yang tandus itu “hujan” yang deras dari awan itu.
Allah SWT mengirimkan angin yang mengucurkannya dan angin yang meratakannya dengan izin Allah SWT. Lalu kami tumbuhkan dengannya tumbuhan-tumbuhan, maka mereka bersuka cita dengan rahmat Allah SWT, dan menikmati kebaikan Allah SWT.
Baca juga: 5 Dalil yang Menjadi Landasan Pelaksanaan Maulid Nabi Muhammad SAW
Firman-Nya ”Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang mati. mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.” Yakni sebagaimana Kami hidupkan bumi setelah ia mati dengan tumbuhan-tumbuhan, maka begitu pula Kami mengeluarkan orang-orang mati dari kubur mereka setelah mereka sebelumnya adalah tulang-belulang yang tercecer.
Ini adalah argument yang sangat jelas. karena di antara kedua perkara tersebut tidak ada perbedaan. Orang yang mengingkari kebangkitan karena menurutnya mustahil, padahal ia melihat yang sama dengannya adalah orang yang sombong yang mengingkari hal-hal konkret.
Ini mengandung dorongan untuk merenungkan dan memikirkan nimat-nikmat Allah SWT dengan mata yang dapat mengambil pelajaran dan ibarah, bukan mata yang penuh dengan kelalaian dan kelengahan.