Selasa 10 Oct 2023 20:39 WIB

Hari tanpa Bayangan Sedang Terjadi di Indonesia, Apa Itu?

Pada Selasa (10/10/2023), hari tanpa bayangam terjadi di Bandung, Jawa Barat.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Warga berjalan di ruas Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (10/10/2023). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung mengatakan, Kota Bandung mengalami fenomena Kulminasi Utama atau Hari Tanpa Bayangan pada hari ini pukul 11.36 WIB. Hari Tanpa Bayangan yaitu fenomena matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit. Akibatnya bayangan tegak akan terlihat menghilang karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Warga berjalan di ruas Jalan Perintis Kemerdekaan, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (10/10/2023). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung mengatakan, Kota Bandung mengalami fenomena Kulminasi Utama atau Hari Tanpa Bayangan pada hari ini pukul 11.36 WIB. Hari Tanpa Bayangan yaitu fenomena matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit. Akibatnya bayangan tegak akan terlihat menghilang karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fenomena hari tanpa bayangan terjadi di Indonesia. Di DKI Jakarta, hari tanpa bayangan terjadi pada Senin (9/10/2023) tepatnya di Jakarta Pusat. Sementara pada Selasa (10/10/2023), hari tanpa bayangan terjadi di Bandung, Jawa Barat. Apa sebenarnya hari tanpa bayangan itu?

Mengutip situs web resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Selasa (10/10/2023), kulminasi, transit, atau istiwa' adalah fenomena ketika matahari tepat berada di posisi paling tinggi di langit. Saat deklinasi matahari sama dengan lintang pengamat, fenomenanya disebut sebagai kulminasi utama.

Baca Juga

Pada saat itu, matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit. Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat "menghilang", karena bertumpuk dengan benda itu sendiri. "Karena itu, hari kulminasi utama dikenal juga sebagai hari tanpa bayangan," jelas laman tersebut.

Karena bidang ekuator bumi atau bidang rotasi bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika atau bidang revolusi bumi, sehingga posisi matahari dari bumi akan terlihat terus berubah sepanjang tahun antara 23,5 derajat lintang Utara (LU) sampai dengan 23,5 derajat lintang selatan (LS). Hal ini disebut sebagai gerak semu harian matahari. Pada tahun ini, matahari tepat berada di khatulistiwa pada 21 Maret 2023 pukul 04.24 WIB dan 23 September 2023 pukul 13.50 WIB. Adapun pada 21 Juni 2023 pukul 21.57 WIB matahari berada di titik balik utara dan pada 22 Desember 2023 pukul 10.27 WIB matahari berada di titik balik selatan.

Matahari berada di titik balik selatan kapan terjadinya? Mengingat posisi Indonesia yang berada di sekitar ekuator, kulminasi utama di wilayah

Indonesia akan terjadi dua kali dalam setahun dan waktunya tidak jauh dari saat matahari berada di khatulistiwa. Di kota-kota lain, kulminasi utama terjadi saat deklinasi matahari sama dengan lintang kota tersebut. Khusus untuk kota Jakarta, fenomena ini terjadi pada 5 Maret 2023, yang kulminasi utamanya terjadi pada pukul 12.04 WIB, dan pada 9 Oktober 2023, yang kulminasi utamanya terjadi pada pukul 11.40 WIB. 

Secara umum, kulminasi utama tahun 2023 di Indonesia terjadi antara 21 Februari 2023 di Baa, Nusa Tenggara Timur hingga 5 April 2023 di Sabang, Aceh dan 8 September 2023 di Sabang, Aceh, sampai 21 Oktober 2023 di Baa, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement