REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Republik Indonesia (RI) sedang aktif mendorong berbagai inisiatif untuk mencapai target netral karbon pada 2060 atau lebih awal, seperti mengoptimalkan pemanfaatan energi baru terbarukan, pemulihan hutan, dan kerja sama dengan pihak-pihak global. Inisiatif-inisiatif tersebut sejalan dengan GEM Co.Ltd, perusahaan pertama di Cina yang mengusulkan konsep hijau "sumber daya terbatas, daur ulang tak terbatas".
Setelah melakukan kunjungan untuk bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 yang digelar di Bali pada akhir tahun 2022 lalu, Chairman GEM Co.Ltd, Dr Xu Kaihua, baru saja melakukan kunjungan ke salah satu kantor akuntan pajak Indonesia, KAP Tanubrata, Sutanto, Fahmi, Bambang dan Rekan (KAP BDO Indonesia). GEM Co.Ltd melanjutkan aktivitasnya di Indonesia setelah KTT ASEAN yang diselenggarakan di Jakarta September 2023 lalu.
Dr Xu Kaihua adalah seorang profesor di Universitas Central South (CSU) yang sekaligus merangkap sebagai direktur Pusat Penelitian Nasional Teknologi Rekayasa Daur Ulang Limbah Elektronik, Wakil Presiden Asosiasi Ekonomi Daur Ulang, Wakil Presiden Asosiasi Daur Ulang Sumber Daya Terbarukan, dan Wakil Presiden Asosiasi Daur Ulang Material Industri di Cina. Ia mendirikan GEM Co.Ltd "Green-Eco-Manufacture" sekitar 20 tahun yang lalu di Shenzhen.
Adapun kunjungan ini adalah bentuk antusiasme dan komitmen untuk mendorong peluang kerja sama yang mungkin diwujudkan pada masa mendatang, yaitu mendorong inovasi, keberlanjutan, dan pertumbuhan industri di Indonesia. Dr Xu Kaihua langsung datang ke kantor akuntan publik dan perusahaan penyedia jasa audit dan assurance yang memiliki layanan lengkap mulai dari audit dan peninjauan laporan keuangan, laporan akuntan untuk IPO, dan berbagai laporan keberlanjutan serta memiliki fokus layanan ESG sustainability report.
"Merupakan suatu kehormatan bagi kami untuk menjadi tuan rumah bagi perusahaan daur ulang limbah, material energi baru, dan perusahaan pertambangan perkotaan yang terkemuka di dunia. Keahlian GEM selaras dengan misi kami dan kami sangat antusias dengan peluang kerja sama yang mungkin diwujudkan pada masa mendatang,” kata Chairman of The Executive Board, BDO di Indonesia, Wawat Sutanto, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (12/10/2023).
Menurut Wawat, investasi Dr Xu Kaihua dan GEM dalam mengembangkan pusat riset dan pelatihan sains, teknologi, dan budaya terkait bidang industri metalurgi serta material energi baru di Indonesia merupakan salah satu perwujudan dari hubungan bilateral Cina dan Indonesia yang terjalin dengan baik selama ini. "Cina adalah mitra dan investor pembangunan yang terbesar bagi Indonesia dan di Asia Tenggara," ujar dia.
Pada Juli 2023 yang lalu, Cina sudah menandatangani komitmen investasi sebesar 44,89 miliar dolar AS dan pada September tahun ini telah menambah komitmen investasinya sebesar 21,7 miliar dolar AS. Komitmen dua negara ini mendorong banyak perusahaan lainnya datang ke Indonesia dan melakukan kerja sama serta investasi strategis dalam berbagai bidang.
Meski demikian, karena perbedaan kultur, regulasi dan lanskap bisnis, perusahaan-perusahaan asal Cina tersebut membutuhkan mitra di Indonesia yang betul-betul memahami berbagai kebijakan, hukum, serta peraturan perundang-undangan yang ada.