REPUBLIKA.CO.ID, WATES -- Kawasan perbukitan Gunung Roto, Kabupaten Kulon Progo mengalami kebakaran pada Ahad (15/10/2023). BPBD Kabupaten Kulon Progo menyebut setidaknya ada lima hektare lahan yang mengalami kebakaran di kawasan tersebut.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kulonprogo, Budi Prastowo mengatakan, kondisi saat ini sudah mulai terkendali. Dikatakan Budi, kawasan tersebut memang berpotensi tinggi terjadi kebakaran di musim kemarau saat ini.
Terlebih, dalam beberapa hari terakhir ini terus terjadi cuaca panas di DIY, termasuk di Kulonprogo, sehingga potensi kejadian kebakaran hutan dan lahan juga semakin tinggi.
"Di lapangan benar-benar banyak sekali daun-daun maupun dahan kering, dan itu sangat berisiko tinggi terjadi kebakaran. Beberapa hari ini panas sekali, terjadi proses pemanasan dan kebakaran sangat wajar sekali," kata Budi kepada Republika, Senin (16/10/2023).
Budi menyebut bahwa api sudah mulai padam sejak Senin (16/10/2023) pagi. Bahkan, saat ini hanya tinggal sedikit bara api yang harus dipadamkan agar nantinya tidak menimbulkan kebakaran kembali di kawasan Gunung Roto.
"Saat ini BPBD Kulonprogo bersama TNI/Polri, Tagana, relawan komunitas trail bahu-membahu dalam penanganan. Alhamdulillah jam 7.00 WIB pagi sudah tidak ada (kebakaran), tinggal sedikit sekali mungkin bara api yang masih di pepohonan. Sekarang masih diupayakan penyiraman, dari komunitas trail membawa air bahkan dengan galon ke (bagian) atas (gunung menyiram) ke pohon yang masih ada baranya," ungkap Budi.
Budi menjelaskan, kebakaran di kawasan Gunung Roto ini menyebabkan empat dusun yang ada di sekitar gunung ikut terancam. Empat dusun tersebut yakni Dusun Kliripan, Dusun Sambeng, Dusun Selo Timur, dan Dusun Tejogan.
"Saat ini mungkin daerah Gunung Roto ini (dengan potensi tinggi terjadinya kebakaran), (kawasan) yang lain itu lebih hijau," jelas Budi.