REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk menjadi salah satu BUMN dengan transformasi yang cukup masif pada masa empat tahun kepemimpinan Menteri BUMN Erick Thohir. Direktur Utama Telkom Indonesia Ririek Adriansyah mengatakan, transformasi menjadi upaya Telkom menjawab persaingan dan tantangan disrupsi teknologi yang sangat cepat.
"Hal ini bisa kita lihat dari apa yang terjadi di perusahaan telekomunikasi global bagaimana disrupsi teknologi mengharuskan mereka bertransformasi untuk tetap bisa tumbuh dan relevan dengan kondisi market," ujar Ririek pada Ngobrol Pagi BUMN (Ngopi BUMN) di Gedung Kementerian BUMN, Kamis (26/10/2023).
Ririek menilai transformasi merupakan langkah strategis untuk membuat perusahaan terus tumbuh berkelanjutan dan menciptakan peluang baru. Pasalnya, Ririek melanjutkan, industri telekomunikasi mengalami tekanan dengan harga data semakin kompetitif dan permintaan pasar yang begitu tinggi.
"Berkaca dari tolok ukur transformasi serupa yang telah diterapkan perusahaan telekomunikasi global lainnya yang memicu pertumbuhan data center sebesar 7-20 persen, restrukturisasi Telkom diharapkan dapat meningkatkan potensi data center, khususnya di kawasan Asia Tenggara," kata Ririek.
Ririek menyebut Telkom telah memiliki Five Bold Moves sebagai agenda utama transformasi yang berfokus pada digital connectivity, digital platform, dan digital service. Agenda Five Bold Moves di antaranya, FMC yakni integrasi IndiHome ke Telkomsel, InfraCo untuk efisiensi infrastruktur fiber, konsolidasi data center, B2B IT Service dan DigiCo sebagai konsolidasi perusahaan digital.
"Hal ini ditujukan untuk meningkatkan valuasi dan EBITDA perusahaan agar terus tumbuh berkelanjutan," kata Ririek.