REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap manusia pasti akan menemui ajalnya, Rasulullah ﷺ juga telah mengingatkan kepada umatnya agar senantiasa memperbanyak mengingat pemutus kelezatan.
Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda :
أكْثِروا ذِكْرَ هاذمِ اللَّذَّاتِ يعني المَوتَ
"Perbanyaklah kamu untuk mengingat pemutus kelezatan, yaitu kematian" (HR. Ahmad XV/49, dan At-Tirmidzi no. 2307, an-Nasaa'i no. 1824 dan Ibnu Majah no. 4258, lihat Shahiihul Jaami' no. 1210)
Melalui pesan Telegram Ustadz Najmi Umar Bakkar mengungkapkan, Abu Darda' رضي الله عنه berkata :
ﺇﻥ ﻣﻦ ﺃﻛﺜﺮ ﺫﻛﺮ اﻟﻤﻮﺕ ﻗﻞ ﺣﺴﺪﻩ ﻭﺑﻐﻴﻪ
"Sesungguhnya seseorang yang banyak untuk mengingat kematian, maka akan sedikit sifat hasadnya, dan akan sedikit pula perbuatan zhalimnya" (Az-Zuhd oleh Imam Ahmad 117)
Imam ad-Daqqaq رحمه الله berkata :
مَنْ أَكْثَرَ ذِكْرَ الْمَوْتِ أُكْرِمَ بِثَلَاثَةِ أَشْيَاءَ : تَعْجِيلِ التَّوْبَةِ وَقَنَاعَةِ الْقَلْبِ وَنَشَاطِ الْعِبَادَةِ ، وَمَنْ نَسِيَهُ عُوقِبَ بِثَلَاثٍ : تَسْوِيفِ التَّوْبَةِ وَتَرْكِ الرِّضَا بِالْكَفَافِ وَالتَّكَاسُلِ فِي الْعِبَادَةِ
"Barangsiapa banyak mengingat kematian, maka dia akan dimuliakan dengan tiga perkara; yaitu segera bertaubat, hati yang qona’ah dan semangat dalam beribadah. Dan barangsiapa yang telah melupakan kematian, maka ia akan dihukum dengan tiga perkara; menunda-nunda taubat, tidak ridho dengan pemberian Allah dan malas dalam beribadah" (At-Tadzkirah hal 9)
Imam Ibnul Jauzi رحمه الله berkata :
"Apabila seseorang memikirkan dekatnya akan kematian, serta apakah yang akan terjadi pada dirinya setelah kematian itu, niscaya pastilah dia pun akan membenci segala kenikmatan yang hanya bersifat sementara..." (Shaidul Khaathir 295)
"Tidaklah hati seorang hamba senantiasa mengingat kematian, melainkan dunia ini terasa kecil dan tiada berarti baginya," kata Ustadz Najmi Umar Bakkar.