REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Musim kemarau panjang mengakibatkan musim tanam padi ikut mundur. Kondisi ini pada akhirnya menyebabkan harga beras terus naik di Indonesia termasuk Jawa Timur (Jatim).
Petani di Kecamatan Sumberrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jatim, M Bahruddin menjelaskan, kalender tani di daerahnya biasanya terdiri atas beberapa kali musim tanam dalam satu tahun. Penanaman dan panen padi pertama biasanya berlangsung antara Oktober hingga Februari atau Maret.
Kemudian penanaman dan panen padi kedua dilaksanakan antara Mei hingga Mei atau Juni. Sementara itu, musim tanam ketiga biasanya dilakukan dengan menanam kacang hijau, kedelai, atau tembakau.
Proses ini biasanya berlangsung sekitar Mei hingga Agustus atau September. "Itu kalender tahun kemarin," kata pria disapa Udin ini saat dikonfirmasi Republika, Jumat (3/11/2023).
Menurut Udin, petani di daerahnya biasanya pada tahun lalu sudah mulai menanam padi pada bulan kesepuluh atau kesebelas. Sebab, bulan-bulan tersebut biasanya sudah memasuki musim penghujan.
Namun karena musim kemarau panjang, masa tanam padi kali ini pun mundur dari jadwal biasanya. Akibat kondisi ini, beberapa petani pun harus mencari pekerjaan lain.
Dibandingkan mencari pekerjaan lain, petani di daerahnya lebih memilih memanfaatkan hasil panen terakhir untuk mencukupi kebutuhan. "Sambil menunggu masa tanam padi yang pertama," ujar Udin.
Adapun harga beras di daerahnya pada beberapa hari ini berkisar Rp 12.500 per kilogram (kg). Harga ini khusus yang dijual di warung atau toko ke pembeli. Menurut Udin, besaran tersebut berbeda jauh dengan harga biasa yang berkisar Rp 6.000 sampai Rp 9.000 per kg.
Berdasarkan data https://siskaperbapo.jatimprov.go.id/harga/tabel per 3 November 2023, harga beras premium di sejumlah pasar wilayah Bojonegoro telah mencapai Rp 13.500 per kg. Sementara itu, harga beras medium pada tanggal sama Rp 11.200 per kg.