Selasa 21 Nov 2023 15:37 WIB

Tak Cukup Masuk Inkubator, Begini Penanganan Bayi Prematur Setelah Persalinan

Umumnya bayi prematur langsung dibawa ke ruang intensif begitu lahir.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Friska Yolandha
Bayi prematur/ilustrasi
Foto: senseandsustainability.net
Bayi prematur/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar duka meninggalnya bayi laki-laki di Tasikmalaya sehari setelah kelahiran prematur menjadi pelajaran bagi banyak pihak. Penanganan bayi setelah persalinan tidak boleh disepelekan, termasuk untuk bayi prematur dengan berat badan lahir rendah (BBLR).

Bayi masuk kategori prematur apabila lahir sebelum usia kehamilan 37 pekan dan masuk kategori BBLR jika beratnya kurang dari 2500 gram atau 2,5 kilogram. Bayi laki-laki yang meninggal dunia di Tasikmalaya lahir saat usia kehamilan ibu baru 36 pekan.

Baca Juga

Saat lahir, klinik persalinan menyebutkan berat badannya 1,7 kilogram. Namun, saat bayi meninggal dunia dan ditimbang di rumah sakit lain, berat badannya tercatat 1,5 kilogram. Orang tua menyesalkan klinik yang tidak memasukkan bayi ke inkubator, namun malah memandikan dan menjadikan bayi sebagai objek konten media sosial.

Sebenarnya, bagaimana penanganan bayi prematur setelah persalinan? Umumnya, setelah lahir, bayi prematur akan dirawat di ruang intensif khusus bayi baru lahir atau neonatal intensive care unit (NICU), guna mengatasi masalah sistem organ tubuh yang belum matang.

"Selama perawatan di NICU, selain bayi prematur distabilkan keadaan gawat daruratnya, untuk menjaga proses tumbuh kembangnya tetap berjalan, bayi juga dikondisikan sebagaimana ia ketika masih di dalam rahim ibu," kata dokter spesialis anak Toto Wisnu Hendrarto, lewat situs resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Masalah medis terkait imaturitas sistem organ bayi prematur akan ditangani oleh tim unit neonatal yang terdiri dari dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lain yang bekerja di bidang neonatal. Perawatan dimulai dengan proses resusitasi, yakni dari 30 detik pertama pascalahir, bayi prematur distabilkan kemampuan bernapasnya dengan alat bantu napas noninvasif dan invasif. 

Setelah proses resusitasi, perawatan bayi prematur akan dilanjutkan di ruang NICU. Terlahir prematur membuat bayi kehilangan kesempatan mendapatkan dukungan nutrisi, oksigen, stimulasi, kekebalan, dan kehangatan dari ibunya lebih lama. Oleh karena itu, beberapa komponen itu harus terjaga dengan baik selama perawatan di NICU. Walaupun ibu harus terpisah dan tidak dapat memberikan dukungan hal tadi, namun ibu tetap dapat memberikan ASI untuk bayi prematurnya. 

Demi menjaga kelangsungan hidup bayi....

 

 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement