REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musim hujan telah tiba. Pemerintah daerah di berbagai kawasan mulai bersiap menghadapi bencana yang diakibatkan hujan. Salah satu pemerintah daerah yang bersiap adalah Kabupaten Bekasi.
Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan memimpin Apel Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi yang diikuti unsur Forkopimda, perangkat daerah terkait, camat, kepala desa, dan Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kabupaten Bekasi di Lapangan Stadion Mini Desa Wanajaya, Kecamatan Cibitung beberapa waktu lalu.
Apel sekaligus pengecekan kesiapan personel tersebut digelar sebagai langkah antisipasi menghadapi potensi bencana yang terjadi di Kabupaten Bekasi menjelang datangnya musim hujan.
Pj Bupati Bekasi Dani Ramdan menekankan beberapa hal penting yang harus diwaspadai sebagai langkah mitigasi bencana, mulai dari tingkat desa hingga kecamatan, melalui imbauan yang diterbitkan pemerintah daerah terkait potensi bencana, di antaranya bencana banjir, longsor, puting beliung, pohon tumbang, serta bencana lainnya yang tidak terduga.
“Untuk itu, hal yang perlu diperhatikan adalah tetap waspada terhadap cuaca ekstrem dan memanfaatkan datangnya musim hujan dengan menanam tanaman keras untuk mengurangi tanah longsor, terutama di bantaran sungai,” kata Dani Ramdan.
Dani menyampaikan, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), untuk wilayah Jawa Barat pada umumnya musim hujan akan terjadi pada Desember 2023, Januari dan Februari 2024 mendatang dengan intensitas menengah hingga tinggi.
"Sedangkan untuk wilayah Kabupaten Bekasi sendiri diperkirakan curah hujan di Desember berada di level menengah untuk sebagian wilayah, pada Januari 2024 juga di level menengah, sedangkan pada Februari 2024 curah hujan ada di level tinggi, yaitu 300 sampai 400 mm,” ujarnya.
Antisipasi lainnya yang juga perlu dilakukan adalah membuat resapan air di halaman rumah, gedung perkantoran, pertokoan untuk menyimpan air, yang nantinya akan diikuti oleh perusahaan, pabrik, sekolah dan tempat lainnya. Kemudian melakukan pendataan tanah longsor sebagai peta wilayah rawan bencana, serta memperhatikan saluran air di kawasan pemukiman.
Dani mengimbau masyarakat di daerah rawan banjir untuk meningkatkan kewaspadaan dengan mengadakan kembali kegiatan Jumat bersih (Jumsih) terutama pada saluran-saluran air dan gorong gorong.
"Para camat agar kembali menggerakkan masyarakat mengadakan kegiatan Jumat bersih dan program padat karya,” ujarnya.
Pj Bupati Dani Ramdan juga meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bekasi dan dinas terkait, dibantu TNI-Polri dan relawan kebencanaan untuk menyiapkan sumber daya baik petugas evakuasi, logistik, peralatan, dapur umum, dan lainnya.
Selain itu, ia juga meminta setiap kecamatan yang masuk daerah rawan bencana agar membentuk pos komando siaga darurat hidrometeorologi.
"Aktivasi pos komando itu membuat piket 1x24 jam, agar ada petugas di kecamatan, desa, kelurahan yang memantau menerima laporan peringatan dini. Nanti setiap saat akan disampaikan BPBD Kabupaten Bekasi daerah mana yang akan hujan tinggi, angin kencang itu langsung diterima petugas piket di kecamatan. Kemudian disampaikan ke desa-desa rawan bencana hingga RT dan RW," katanya.
Terkait dengan pelaksanaan Pemilu yang akan digelar pada 14 Februari 2024, Dani Ramdan menginstruksikan setiap kecamatan mengadakan rapat koordinasi penanganan sigap bencana. Sebab diperkirakan terjadinya intensitas hujan yang tinggi pada Februari 2024.
“Akan ada kegiatan mulai dari pemungutan suara dan penghitungan suara. Jadi, kita perlu antisipasi dan juga dibuat rencana kontigensi di daerah pemilihan yang kemungkinan bisa dilanda banjir untuk bisa melakukan evakuasi TPS atau pemilihnya yang diberi sarana agar bisa sampai ke TPS sesuai waktu yang ditentukan,” ujarnya.