Selasa 28 Nov 2023 09:45 WIB

Sawit Dongkrak Perekonomian Aceh Barat Daya

Perputaran uang dari sawit di Aceh Barat Daya mencapai Rp 3 miliar per hari.

Red: Fuji Pratiwi
Proses pengolahan minyak sawit mentah di salah satu pabrik Desa Padang Sikabu, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Jumat (21/7/2023).
Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Proses pengolahan minyak sawit mentah di salah satu pabrik Desa Padang Sikabu, Kaway XVI, Aceh Barat, Aceh, Jumat (21/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Distanpan) Aceh Barat Daya (Abdya) menyatakan sawit menjadi salah satu komoditi unggulan daerah itu. Sawit mampu mendongkrak pertumbuhan perekonomian masyarakat dengan perputaran uang mencapai Rp 3 miliar per hari.

"Komoditas ini tidak hanya memberikan kontribusi besar bagi pendapatan daerah, tetapi juga menjadi sumber penghidupan bagi ribuan petani di Kecamatan Kuala Batee dan Babahrot," kata Kepala Distanpan Abdya Nasruddin di Blangpidie, kemarin.

Baca Juga

Distanpan Abdya mencatat luas kebun sawit milik rakyat di daerah itu mencapai 20 ribu hektare. Dari luas tersebut, 16.740 hektare sudah menghasilkan tandan buah segar (TBS), sedangkan 3.260 hektare masih dalam tahap pertumbuhan.

Saat ini, rata-rata produksi TBS kelapa sawit rakyat Abdya mencapai 1.500 ton per hari. Dengan harga tampung Rp 2.060 per kilogram, sehingga nilai perputaran uang dari hasil komoditi ini mencapai sekitar Rp 3 miliar per hari.

"Perputaran uang besar itu menunjukkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat semakin maju dan berkembang," kata Nasruddin

Ia menambahkan, pihaknya terus berupaya meningkatkan produktivitas tanaman sawit dan kesejahteraan petani di Abdya. Pemkab juga berharap ada dukungan dari pemerintah pusat dan provinsi untuk pengembangan sektor pertanian di daerah ini.

Sementara itu, Direktur Pabrik Kelapa Sawit PT Samira Makmur Sejahtera Syahrial mengatakan pihaknya menampung seluruh TBS kelapa sawit hasil panen petani di kawasan Kecamatan Kuala Batee dan Babahrot.

Kata dia, harga TBS kelapa sawit saat ini di tingkat pabrik yang ditampung mencapai Rp 2.060 per kilogram.

"Harga ini sudah bertahan sekitar satu bulan. Kami berharap harga TBS bisa naik lagi di masa mendatang, agar para petani di desa-desa menjadi sejahtera," ujarnya.

Syahrial menambahkan, pabrik kelapa sawit yang baru beroperasi tersebut memiliki kapasitas olah 60 ton TBS per jam. Menurut dia, pabriknya menerapkan standar kualitas dan lingkungan yang tinggi, serta memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar.

"Kami juga memberikan bantuan dan bimbingan kepada petani dalam hal peningkatan kualitas dan produktivitas TBS. Kami menjalin kemitraan yang harmonis dan saling menguntungkan dengan petani kelapa sawit di Abdya," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement