REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Fakultas Teknik (FT) Universitas Muhammadiyah Solo (UMS) kembali menggelar konferensi internasional. Penyelenggaraan kali ini mengambil tema Rekayasa, Aplikasi, dan Perancangan Industri XXII (ICETIA-RAPI), Kamis (7/12/2023).
Dalam acara tersebut dihadirkan enam narasumber yang kompeten dari berbagai universitas internasional. Mulai dari Prof Carol Sze Ki Lin dari City University of Hong Kong, Dr Ridhi Saluja Stockholm Environment Institute, Sweden, Dr Puspita Ayu Permatasari, UNESCO Maritime Silk Road Textile Heritage and Institut Pariwisata Trisakti, Prof Sami Ben Siama, Applied Faculty on King Abdulaziz University, Jeddah, Saudi Arabia, Prof Liyanage C De Silva, Applied Data Analytics on University of Brunei Darussalam, serta Assoc Prof Rois Fatoni dari UMS.
Total peserta yang mengikuti acara tersebut yaitu sebanyak 150 peserta. Peserta yang mengikuti kegiatan tersebut tidak hanya dari Indonesia tetapi terdapat pula dari Inggris, Jepang, dan Thailand.
Kegiatan konferensi ini dilaksanakan secara daring dan luring, untuk daring melalui aplikasi Zoom dan untuk luring diadakan di Ballroom Lt. 5 Swiss-Belinn Saripetojo Hotel, Solo.
Menindaklanjuti agenda besar di FT UMS, ketua panitia acara, Eko Setiawan mengatakan, alasan ICETIA-RAPI pada tahun ini mengangkat tema Synergizing Bengawan Solo Convertation & Enviromentally-Friendly Batik & Textile Industries Towards A Sustainable River Basin.
"Fakultas Teknik UMS sedang gencar-gencarnya menjadikan industri batik ramah lingkungan dan Bengawan Solo sebagai pusat kajian dan pusat unggulan utama dari Fakultas Teknik," kata Eko.
Oleh sebab itu, pihaknya menghadirkan ahli di dua bidang. Mulai dari Bidang Pengelolaan Sungai hingga Industri Tekstil. "Kami berharap ini menjadi forum untuk saling bertukar hasil penelitian, masukan, juga wawasan berkenaan dengan tema yang diseminarkan, sehingga lebih baik dalam riset dan penulisannya sekaligus sarana untuk menjalin jaringan kerja sama," kata dia.
Sementara itu, Dekan FT UMS Rois Fatoni dalam paparan materinya, membahas tentang tentang bagaimana kontribusi perguruan tinggi teknik Muhammadiyah dalam pencapaian 17 sustainable development goals (SDGs) pada saat presentasi.
"Kami di Fakultas Teknik sedang mengupayakan agar isu SDGs semakin dipahami oleh mahasiswa. Bagaimanapun juga sebagai penduduk global terikat dengan PBB, maka arah pembangunan ke depan mengikuti kesepakatan yang telah ditandatangani oleh PBB," ujarnya.
Rois menyoroti sesungguhnya isu 17 SDGs sangat kompatibel dengan ajaran Islam. Masalahnya, tidak ada satupun negara dengan mayoritas penduduk Islam menunjukan pencapaian SDGs yang outstanding. "Ini merupakan tantangan buat kita," tegas dia.
Diharapkan, perubahan paradigma pendidikan di UMS dengan merumuskan kembali nilai-nilai Islam, akan membantu FT untuk memberikan pondasi teologis dalam pendidikan dan pelatihan, yakni dengan tiga nilai, Ibadah, Istilamah, dan Istimaroh.
Rangkaian acara itu berlangsung selama dua hari yakni sampai Jumat, 8 Desember 2023. Agenda di hari kedua yaitu Workshop Pengembangan Batik Ramah Lingkungan bertajuk Workshop on Environmentally-friendly Batik Industries yang bekerja sama dan diselenggarakan di Kampung Batik Laweyan, Solo.