REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teman Panca, Rianto (bukan nama sebenarnya-Redaksi), mengaku kaget atas kasus pembunuhan yang melibatkan kawannya itu, Panca merupakan ayah yang diduga membunuh keempat anaknya di Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Menurut Rianto, kesaksian tetangga tentang Panca bertolak belakang dengan kepribadian yang dilihat teman-teman Panca. "Kami gak membenarkan perilaku Panca ya, harus tetap dihukum sesuai ketentuan negara. Tapi ini membuat kami syok! Sangat bertolak belakang dengan apa yang kami lihat, keluarga dia dan warga sekitar tentang Panca yang berbeda dengan kami teman-temannya," kata Rianto kepada Republika.co.id, Jumat (8/12/2023).
Sebaliknya, menurut salah satu tetangga Panca berinisial E, pria tersebut sering marah apabila ketahuan anaknya diberi makan dan jajan oleh tetangga. E melihat ke empat anak Panca dalam keadaan kurus seperti tidak dikasih makan. Itu sebabnya, dia sering berinisiatif memberi makan dan jajanan kepada empat anak P.
“Memang seperti anak yang tidak dikasih makan. Jadi, begitu saya kasih makan itu, mereka langsung lahap dan habis. Tapi, dia tidak suka anaknya diberi makan,” ujar E.
Namun menurut Rianto dan teman-teman yang lain, Panca merupakan sosok bertanggung jawab dan sayang kepada anak-anaknya. Saat harus bekerja pun, Panca sempat membawa anak-anaknya ikut serta.
Disebutkan, sejak dulu, Panca juga menyukai anak kecil. Hal inilah yang membuat teman Panca heran mengapa sahabatnya itu bisa menjadi gelap mata menghabisi nyawa darah dagingnya.
"Bertanggung jawab, tidak malas bekerja, bahkan sangat sayang dan ingin bertemu dengan anak dari istri pertama sesering mungkin. Menandakan kalau Panca itu sebenarnya sayang keluarga," ujarnya.
Rianto juga membantah kabar bahwa Panca pengangguran. Menurut dia, Panca masih bekerja dan tidak menganggur. Meski belum ada pekerjaan tetap, Panca masih terus mencari kerja dengan mengirim CV, bahkan menitipksn CV ke teman-temannya.
"Dia usaha dagang hal yang berhubungan dengan teknologi IT," ujarnya.
Teman masa kecil Panca tersebut juga mengungkapkan bahwa Panca juga sudah mulai menjadi sopir taksi. "Kalau dipikir, ya, hasil bulanan untuk kehidupan sehari-hari turun naik. Tapi dia tetap cari kerja via teman-temannya. Karena dia harus menanggung empat anak dari istri kedua dan berkeinginan bisa dekat dengan anak dari istri pertama," ujarnya.
Dia berharap kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap istri dan anak di Indonesia semakin berkurang. "Masalah KDRT ini harus bila ada laporan harus segera ditanggapi, jangan sampai seperti kasus teman kami," kata dia.