REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel yang dipimpin oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu kerap menjadikan ayat-ayat suci Alquran ketika melakukan invasi ke Palestina. Padahal, invasi yang dilakukan itu adalah untuk membantai puluhan ribu rakyat Palestina dan memperkuat cengkraman Israel sebagai penjajah.
Lalu mengapa Israel kerap menggunakan ayat Alquran untuk melegitimasi aksinya? Dan bagaimana hukumnya?
Pakar tafsir Alquran yang juga Ketua Prodi Ilmu Al Qur’an dan Tafsir, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, KH. Syahrullah Iskandar berpendapat bahwa saat ini istilah yang didengungkan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu adalah “the force of civilization” dan “the force of barbarism” sebuah dikotomi untuk melegitimasi perang yang tengah dilakoninya.
Kiai Syahrullah mengatakan pada dasarnya menggunakan ayat Alquran harus dalam urusan yang baik, karena Alquran adalah kalam Ilahi yang sakral bagi umat Islam. Oleh karena itu tidak tepat menjadikan ayat Alquran sebagai alat legitimasi untuk kekerasan. Selain itu menurut Kiai Syahrullah tindakan Israel menyebar ayat Alquran dari udara merupakan bentuk olok-olok terhadap Alquran.