REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menurut laporan dari Research and Markets, penjualan produk pembersih rumah tangga telah mengalami peningkatan signifikan sebesar 195 persen sejak munculnya kekhawatiran terhadap Covid-19.
Banyak orang mulai merutinkan tindakan mendisinfeksi rumah mereka dengan menyemprotkan cairan pembersih, baik di rumah maupun di area publik, seperti gedung perkantoran, sekolah, pusat kebugaran, bioskop, dan restoran.
Namun, seberapa besar dampak dari sanitasi yang berlebihan terhadap kesehatan kita? Apakah manfaatnya sebanding dengan risikonya? Mari kita telaah lebih lanjut.
Menurut para ahli, kegiatan mendisinfeksi permukaan tidak seefektif yang banyak dipercayai. Direktur Program Bangunan Sehat di Universitas Harvard, Joseph Allen menjelaskan bahwa pada awal pandemi, penekanan ditempatkan pada penularan melalui kontak dekat, tapi bukti menunjukkan bahwa penularan melalui permukaan (fomite) tidak dominan. Penelitian menunjukkan bahwa penularan melalui udara jauh lebih umum.
Direktur medis penyakit menular untuk Access Health Louisiana, dr Mark-Alain Déry menambahkan bahwa meskipun penularan melalui permukaan dapat terjadi, itu bukan cara utama penyebaran virus. “Jumlah partikel virus lebih terlihat ketika menyebar melalui udara, dan penyentuhan permukaan yang terkontaminasi dapat dicegah dengan mencuci tangan secara rutin,” kata dr Déry, dilansir Live Strong, Sabtu (16/12/2023).
Dampak Sanitasi Berlebihan Terhadap Kesehatan
Tentu saja, sanitasi yang berlebihan tidak hanya merugikan kesehatan secara fisik, tetapi juga dapat memberikan dampak negatif lainnya. Beberapa efek samping yang perlu diperhatikan:
1. Iritasi Kulit
Penggunaan disinfektan dan pembersih secara berlebihan dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Profesor alergi dan imunologi di Rush University, dr Mahboobeh Mahdavinia melaporkan peningkatan kasus ruam tangan sejak dimulainya pandemi.
2. Melemahkan Sistem Kekebalan Tubuh
Kebersihan yang berlebihan dapat menghancurkan bakteri baik yang penting untuk perkembangan sistem kekebalan tubuh, terutama pada anak-anak. Penelitian menunjukkan bahwa paparan mikroba yang lebih besar dapat meningkatkan kekebalan.
3. Masalah Pernapasan
Bahan kimia dalam disinfektan, terutama senyawa organik mudah menguap (VOC), dapat menyebabkan masalah pernapasan, terutama bagi mereka yang memiliki sensitivitas tinggi seperti penderita asma atau penyakit pernapasan.
4. Gangguan Pencernaan pada Anak dan Hewan Peliharaan
Anak-anak kecil dan hewan peliharaan cenderung memasukkan tangan atau menjilati permukaan yang baru saja dibersihkan dengan disinfektan. Ini dapat menyebabkan masalah pencernaan dan keracunan.
Tindakan Pencegahan yang Bijak
Para ahli merekomendasikan penggunaan disinfektan dengan bijak. Buka jendela dan pintu untuk meningkatkan aliran udara, hindari penggunaan bahan kimia beracun, dan pertimbangkan untuk menggunakan sarung tangan atau mencuci tangan setelah menggunakan disinfektan. Tisu basah dapat menjadi alternatif yang lebih aman daripada semprotan.
Penting untuk menilai risiko dan manfaat dari sanitasi yang berlebihan dan fokus pada tindakan pencegahan yang efektif, seperti meningkatkan ventilasi dan penyaringan udara. Terlalu banyak waktu, energi, dan sumber daya mungkin dihabiskan untuk aktivitas pembersihan yang tidak memberikan manfaat nyata dalam melawan penyebaran Covid-19.