Senin 18 Dec 2023 15:55 WIB

Tomat yang Hilang di Stasiun Luar Angkasa Internasional Ditemukan, Begini Bentuknya

Tomat itu merupakan yang pertama kali dipanen di luar angkasa.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Friska Yolandha
Buah tomat yang ditemukan kembali di ruang angkasa setelah menghilang sejak 2022.
Foto: Dok. NASA via Space.com
Buah tomat yang ditemukan kembali di ruang angkasa setelah menghilang sejak 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tomat yang ditanam di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) menghilang selama hampir setahun sebelum akhirnya muncul kembali. Seorang astronot NASA, Frank Rubio mengungkapkan kejadian tersebut dalam sebuah wawancara setelah kembali ke Bumi dari misi di ISS. Rubio menyebutkan bahwa setelah memanen salah satu tomat pertama yang tumbuh di luar angkasa dan menyimpannya dalam tas untuk presentasi, tomat tersebut tiba-tiba menghilang.

Karena tidak ada sisa buah tersebut, sesama astronot menuduh Rubio telah memakannya. Namun, delapan bulan kemudian, pada awal Desember, tomat yang hilang tersebut muncul kembali. Sebuah foto yang dibagikan oleh NASA menunjukkan bahwa sebenarnya ada dua tomat dalam sampel tersebut, dan keduanya tampaknya masih dalam kondisi yang layak.

Baca Juga

“Selain beberapa perubahan warna, tidak ada pertumbuhan mikroba atau jamur yang terlihat,” tulis NASA dalam unggahan blognya, dilansir Engadget, Senin (18/12/2023).

NASA telah lama melakukan eksperimen dengan menanam makanan di ISS untuk memahami dampak lingkungan luar angkasa terhadap pertumbuhan tanaman. Tomat kerdil merah ditanam sebagai bagian dari program bernama eXpose Root On-Orbit Test System (XROOTS), yang menggunakan teknik hidroponik dan aeroponik tanpa tanah.

Rubio, yang memecahkan rekor tinggal di ISS selama 371 hari sebelum kembali pada September 2023, memanen sejumlah tomat sebagai bagian dari studi VEG-05. Tentang tomat yang menghilang, Rubio menyatakan bahwa meskipun dia yakin telah mengamankan tomat dengan Velcro pada Maret lalu. Namun, tomat tersebut tiba-tiba hilang dan dia menghabiskan waktu delapan hingga 20 jam untuk mencarinya tanpa hasil. Informasi lebih lanjut tentang kejadian ini masih menjadi misteri, dan NASA mungkin memberikan pembaruan lebih lanjut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement