Kamis 28 Dec 2023 21:06 WIB

Raih Ranking 3 SGIE 2023, Ketua Asbisindo: Seharusnya Kesatu

Perbankan syariah harus berjuang lebih keras lagi untuk hadapi tantangan tahun depan.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Lida Puspaningtyas
Direktur Utama BSI Hery Gunardi (kedua kanan) berbincang dengan nasabah saat meninjau pelayanan periode libur panjang akhir tahun di Kantor Cabang BSI KC Mayestik, Jakarta, Kamis (28/12/2023). PT Bank Syariah Indonesia Indonesia Tbk (BSI) telah menyiapkan uang tunai sebesar Rp12,2 triliun untuk melayani kebutuhan transaksi nasabah dimana langkah itu sebagai bagian dari komitmen BSI guna memberikan pelayanan yang optimal dan memastikan ketersediaan likuiditas selama periode 22 Desember 2023 hingga 3 Januari 2024. 
Foto: Dok Republika
Direktur Utama BSI Hery Gunardi (kedua kanan) berbincang dengan nasabah saat meninjau pelayanan periode libur panjang akhir tahun di Kantor Cabang BSI KC Mayestik, Jakarta, Kamis (28/12/2023). PT Bank Syariah Indonesia Indonesia Tbk (BSI) telah menyiapkan uang tunai sebesar Rp12,2 triliun untuk melayani kebutuhan transaksi nasabah dimana langkah itu sebagai bagian dari komitmen BSI guna memberikan pelayanan yang optimal dan memastikan ketersediaan likuiditas selama periode 22 Desember 2023 hingga 3 Januari 2024. 

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia menaikkan satu peringkat pada The Global Islamic Economy Indicator dalam The State of Global Islamic Economy (SGIE) Report 2023 yang diluncurkan DinarStandart di Dubai, Uni Emirat Arab, Selasa (26/12/2023) lalu. Indonesia menduduki peringkat ketiga setelah Malaysia dan Arab Saudi.

Ketua Umum Asbisindo Hery Gunardi menilai, seharusnya Indonesia bisa menempati peringkat pertama. Karena, Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Pemerintah pun menargetkan Indonesia menjadi pusat industri halal di 2024.

Baca Juga

"Sebenarnya kalau kita lihat dari keinginan dari pemerintah dan wakil presiden sebetulnya dengan jumlah penduduk muslim 200 juta lebih. Kemudian industri halal, halal food, kosmetik, fesyen dan wisata halal potensi Indonesia besar. Harusnya tidak nomor 3 tapi nomor 1. Apalagi ada kehadiran bank syariah besar saat ini," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Kamis (27/12/2023) sore.

Sebelumnya, Hery mengatakan potensi Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia sangatlah besar. Terlebih lagi bila inklusi dan literasi makin ditingkatkan, maka industri perbankan syariah akan tumbuh positif.

Meskipun masih banyak tantangan bagi sektor perbankan nasional, namun industri perbankan syariah terbukti resilien dan terus mengalami pertumbuhan positif serta solid di atas rata-rata industri perbankan nasional. 

Namun demikian, perbankan syariah harus berjuang lebih keras lagi untuk menghadapi tantangan di tahun depan karena menghadapi tingginya kenaikan bagi hasil serta likuiditas yang ketat. Tantangan lainnya yaitu keharusan konsolidasi dan digitalisasi.

Dalam laporan SGIE, Indonesia naik secara signifikan dalam indikator media dan rekreasi halal menjadi peringkat keenam. Sebelumnya, Indonesia tidak masuk dalam 10 besar pada kategori ini.

Indonesia turun satu peringkat dari posisi keenam menjadi ketujuh dari sisi keuangan islami. Untuk makanan halalnya Indonesia masih mempertahankan peringkat ke-2, hanya kalah dari Malaysia.

Dari sisi industri obat-obatan dan kosmetik halal, Indonesia naik tiga peringkat menjadi rangking 5. Dari sisi fesyen halal, Indonesia menempati urutan ke-3, masih kalah dari Turki dan Malaysia. Industri gaya hidup Islam juga mengalami perkembangan yang signifikan di Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement