REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Muhammadiyah Jakarta melanjutkan kolaborasi bersama Kemendikbudristek Dikti melalui penandatanganan perjanjian kerja sama program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Angkatan 4. Penandatanganan dilakukan di Plaza Insan Pendidikan Berprestasi, Gedung Kemendikbud Ristek, Kamis (18/1/2024).
Pada kesempatan itu hadir Rektor UMJ Prof Dr Ma’mun Murod, MSi, dan Wakil Rektor I Dr Muhammad Hadi, MKep. Lembar kerja sama ditandatangani oleh Rektor UMJ dan Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Prof Dr Ir Sri Suning Kusumawardani, ST, MT.
Wakil Rektor I UMJ Dr Muhammad Hadi, MKep, menerangkan bahwa UMJ selalu aktif berpartisipasi dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) salah satunya PMM. Sejak awal program masih bernama Permata Sakti pada 2020, UMJ telah aktif berpartisipasi hingga mendapatkan Flagship MBKM.
Pada 2022 UMJ menerima sebanyak 243 mahasiswa dari seluruh Indonesia. Meskipun pada 2023 sempat mengalami penurunan, tapi Hadi menyatakan bahwa UMJ berkomitmen untuk meningkatkan jumlah keikutsertaan mahasiswa baik inbond atau outbond.
“Program ini manfaatnya sangat besar terutama pada pengenalan budaya, kekhasan dari masing-masing daerah untuk melihat keunikan, dan mahasiswa bisa belajar. Melalui program PMM, akhirnya bisa berdamai dengan perbedaan dan berbagai ragam budaya,” ujar Hadi di sela acara.
Hadi menuturkan bahwa ke depan bahkan mahasiswa tidak hanya bisa berdamai dengan perbedaan budaya, tapi juga berdamai dengan konflik. Hadi berharap mahasiswa program PMM baik inbond dan outbond mendapatkan banyak manfaat.
“Khususnya mahasiswa UMJ yang sedang belajar di luar pulau agar tetap menjaga nama baik almamater. Untuk mahasiswa PMM inbond, kami ucapkan selamat datang. Semoga mendapat kesan baik untuk dibawa pulang,” tutur Hadi.
Penandatanganan dilakukan secara simbolis oleh Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Prof Dr Ir Sri Suning Kusumawardani, ST, MT. Ia menuturkan bahwa penandatanganan PKS merupakan komitmen Kemendikbud Ristek Dikti dalam rangka sinergitas agar mampu mencapai luaran bersama.
“Saya berharap PMM dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan wawasan kebangsaan, perbedaan suku, agama, ras dan antar golongan, semangat persatuan, serta membuka ruang jummpa dan dialog intensif dalam keberagaman," katanya.
Lebih lanjut, Sri mengatakan bahwa perguruan tinggi penerima mahasiswa program PMM diharapkan dapat meningkatkan kemampuan di antaranya melalui program peningkatan kapasitas dosen. Sri juga mengungkapkan rasa terima kasih pada seluruh perguruan tinggi yang telah berkolaborasi.
Sementara itu Direktur Jenderal Pendidikan Tingi Vokasi Dr Kiki Yulianti, MSc, dalam sambutannya mengatakan bahwa program PMM yang mengandung nilai-nilai kolaborasi dapat membantu mahasiswa untuk tetap eksis.
Sebagaimana yang dijelaskan para pakar bahwa perkembangan zaman menuntut manusia untuk berkolaborasi agar bisa bertahan hidup. “Pada perguruan tinggi penerima, mohon berikan pengalaman berharga yang membuat mahasiswa terinspirasi. Mohon perkenalkan keragaman budaya setempat,” ungkap Kiki.
Menurutnya apabila mahasiswa terbiasa dengan keragaman maka akan nyaman dalam konflik. “Mari perkuat kemampuan kita untuk menerima dan memamahami keberagaman agar kita nyaman dalam konflik dan bisa menyelesaikan konflik,” ujar Kiki.
Penandatanganan PKS dihadiri oleh ratusan perwakilan perguruan tinggi dari seluruh Indonesia. Acara dimeriahkan dengan penampilan seni budaya dari mahasiswa Universitas Padjadjaran.