Jumat 19 Jan 2024 08:05 WIB

Tujuh Ibadah dan Amalan Sederhana untuk Memperbanyak Rezeki

Allah menjamin rezeki setiap hamba-Nya.

Berdoa (Ilustrasi)
Foto: Republika
Berdoa (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Allah memastikan setiap makhluk-Nya pasti mendapatkan rezeki. Tak perlu ada hamba Allah yang mengkhawatirkan akan tidak dapat rezeki. Meski dalam keadaan sangat lemah sekalipun, seorang makhluk pasti dapat rezeki atau sudah ditentukan rezekinya. 

Hal ini dijelaskan dalam Kitab Mawaizh al Ushfuriyah. Dikisahkan ada seorang bangsawan berpakaian mewah menyaksikan seekor burung terbang bolak balik dari satu tempat ke lainnya. Bangsawan itu bertanya-tanya, ada apa dengan burung tersebut. 

Baca Juga

Dia kemudian menunggangi kuda dan memacu hewan yang terkenal berlari kencang tersebut mengejar si burung. Kemudian dia menyaksikan burung itu mendarat di sebuah tempat. Di sana si burung menggunakan paruhnya membawa makanan ke arah mulut seorang yang terbaring sangat lemah.

Bangsawan itu turun dari kudanya. Kemudian berbicara kepada orang tersebut tentang keadaannya. Lalu diketahuilah, bahwa orang itu adalah pengelana yang menjadi korban perampokan yang kehabisan bekal. Namun setiap hari, selalu ada burung datang menyuapinya makanan, sehingga orang itu mendapatkan asupan meskipun sedikit.

Ibrah dari kisah ini adalah, setiap makhluk sudah dan pasti mendapatkan rezekinya.

Nah selain itu, ada tujuh tirakat yang jika ditekuni akan melapangkan rezeki seseorang. Berikut ulasannya.

Pertama, menafkahi pencari ilmu.

Mereka yang mencari ilmu, terutama ilmu agama, adalah termasuk para pejuang di jalan Allah. 

وَمَا كَانَ ٱلْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُوا۟ كَآفَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَآئِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوا۟ فِى ٱلدِّينِ وَلِيُنذِرُوا۟ قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوٓا۟ إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ

Wa mā kānal-mu`minụna liyanfirụ kāffah, falau lā nafara ming kulli firqatim min-hum ṭā`ifatul liyatafaqqahụ fid-dīni wa liyunżirụ qaumahum iżā raja'ū ilaihim la'allahum yaḥżarụn

Artinya: Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.

Sebuah hadits dari Anas bin Malik menjelaskan bagaimana pemberi nafkah orang mencari ilmu dilapangkan rezekinya.

Anas bin Malik RA berkata, ”Dulu ada dua orang bersaudara pada masa Rasulullah SAW. Salah seorang menuntut ilmu pada majelis Rasulullah SAW, sedangkan yang lainnya bekerja. Lalu saudaranya yang bekerja itu mengadu kepada Rasulullah SAW (lantaran ia memberi nafkah kepada saudaranya itu). Maka Nabi SAW bersabda, ”Mudah-mudahan engkau diberi rezeki dengan sebab dia.” (HR Tirmidzi).

 

Lihat halaman berikutnya >>>   

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement