Jumat 19 Jan 2024 21:18 WIB

Satu Personel Damai Cartenz Gugur dalam Serangan Separatis di Intan jaya

Personel Damai Cartenz sempat melakukan aksi tembakan balasan terhadap penyerang.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Agus raharjo
Baku tembak TNI dan teroris KKB Papua terjadi di Nduga Papua. Kontak tembak (ilustrasi)
Foto: anadolu agancy
Baku tembak TNI dan teroris KKB Papua terjadi di Nduga Papua. Kontak tembak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA — Satu personel Operasi Damai Cartenz, Bripda Alfandi Steve Karamoy tewas ditembak kelompok separatisme bersenjata Papua Merdeka, Jumat (19/1/2024). Peristiwa penembakan tersebut, terjadi di Distrik Sugapa, Intan Jaya di Papua Tengah.

Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz AKBP Bayu Suseno mengabarkan, Bripda Alfandi gugur setelah terkena tembakan peluru tajam di bagian rahangnya. “Tembakan di bagian rahang kiri yang tembus ke bagian rahang sebelah kanan,” kata AKBP Bayu dalam siaran pers yang diterima wartawan di Jakarta, Jumat (19/1/2024).

Baca Juga

AKBP Bayu menerangkan, peristiwa penembakan tersebut berawal dari patroli keamanan yang dilakukan tim Damai Cartenz di Kampung Bologai, di Distrik Sugapa. Saat melakukan patroli, kelompok bersenjata melakukan penyerangan. “Serangan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) berasal dari belakang tower BTS Telkomsel,” ujar AKBP Bayu.

Bripda Alfandi yang mengalami tembakan, sempat mendapatkan pertolongan oleh regunya. Bahkan dikatakan AKBP Bayu, personel Damai Cartenz yang turut berpatroli, pun sempat melakukan aksi tembakan balasan terhadap kelompok penyerang.

“Aksi serangan KKB terjadi kurang lebih 30 menit,” begitu ujar AKBP Bayu. Bripda Alfandi yang sudah dalam kondsisi tertembak, masih sempat dievakuasi untuk perawatan darurat medis ke Puskesmas Sugapa. “Akan tetapi saat dilakukan medis, Dokter Piter sebagai tim medis, menyatakan Bripda Alfandi sudah gugur,” ujar AKBP Bayu.

Kepala Operasi Damai Cartenz Komisaris Besar (Kombes) Faizal Ramadhani mengatakan, dari identifikasi lokasi terjadinya serangan itu, diduga kelompok separatisme yang menembaki aparat kepolisian tersebut adalah gerombolan yang dipimpin Apen Kobogau.

Nama tersebut, kata Kombes Faizal adalah pemimpin separatisme wilayah Intan Jaya. “Saat ini pasukan keamanan masih melakukan penyisiran, dan pengejaran terhadap KKB yang melakukan penyerangan tersebut,” kata Kombes Faizal.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement