Ahad 21 Jan 2024 20:35 WIB

Jawab Sindiran Gibran, Cak Imin: Gibran Hanya Mengulang Apa yang Saya Sampaikan

Menjawab sindiran Gibran, Cak Imin sebut Gibran hanya mengulangi apa yang dia katakan

Rep: Bayu Adji/ Red: Bilal Ramadhan
Calon wakil presiden nomor urut  3 Mahfud MD (kiri), calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (tengah) dan  calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka.
Foto: Republika/Prayogi
Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD (kiri), calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar (tengah) dan calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Momen saling sindir terjadi saat debat calon wakil presiden (cawapres) antara Gibran Rakabuming Raka dan Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Ahad (21/1/2024). Sindiran itu terjadi ketika para cawapres berdebat soal pangan.

Ketika itu, cawapres yang pertama kali menjawab pertanyaan panelis adalah Cak Imin. Usai Cak Imin menjawab, Gibran menyinggung Cak Imin yang melihat catatan saat memberikan jawaban.

Baca Juga

"Enak banget ya Gus, menjawab sambil baca catatan," kata Gibran menyinggung Cak Imin, Ahad malam. 

Setelah itu, baru cawapres nomor urut 2 itu memberikan tanggapan atas jawaban Cak Imin. Setelahnya, giliran Mahfud MD yang memberikan tanggapan atas jawaban Cak Imin.

Usai Mahfud memberikan tanggapan, Cak Imin yang diberi kesempatan kembali untuk menjawab langsung menyinggung Gibran. Menurut dia, tanggapan Gibran hanya mengulang pernyataannya.

"Terima kasih, Pak Gibran. Yang Anda sampaikan hanya mengulang apa yang saya sampaikan," kata dia.

Debat keempat pemilihan presiden (pilpres) 2024 sendiri akan dilaksanakan di JCC Senayan, pada Ahad malam. Dalam debat itu, para cawapres membahas tema pembangunan berkelanjutan, sumber daya alam, lingkungan hidup, energi, pangan, agraria, serta masyarakat adat dan desa.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement