Senin 22 Jan 2024 09:06 WIB

Penyakit X Disebut Lebih Bahaya dari Covid-19, Apa Itu dan Gimana Mencegahnya?

Penyakit X disebut sebagai virus dengan hipotetis 20x lebih mematikan dari Covid-19.

Rep: Santi Sopia/ Red: Qommarria Rostanti
Penyakit X (ilustrasi). WHO menyampaikan adanya potensi kemunculan penyakit X yang lebih berbahaya dari Covid-19.
Foto: Dok. Freepik
Penyakit X (ilustrasi). WHO menyampaikan adanya potensi kemunculan penyakit X yang lebih berbahaya dari Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi peringataan terhadap masyarakat dunia terkait penyakit X. Penyakit ini disebit yang berpotensi jadi wabah besar berikutnya setelah pandemi Covid-19. Penyakit X bahkan disebut lebih bahaya daripada Covid-19.

Para pemimpin dunia berkumpul pada pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, pada Rabu lalu untuk membahas penyakit X. Penyakit X disebut sebagai sebuah virus dengan hipotetis 20 kali lebih mematikan daripada Covid-19.

Baca Juga

Meskipun virus tersebut belum diketahui keberadaannya saat ini, para peneliti, ilmuwan, dan pakar berharap untuk secara proaktif membuat rencana tindakan untuk memerangi virus tersebut. Selain itu juga mempersiapkan sistem kesehatan jika virus tersebut menjadi pandemi, sebuah kemungkinan yang diperkirakan bisa terjadi.

Hal tersebut bahkan diprediksi bisa terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan. "Ada jenis virus yang memiliki tingkat kematian sangat tinggi yang dapat mengembangkan kemampuan untuk menularkan secara efisien dari manusia ke manusia,” kata dr Amesh Adalja dari Pusat Keamanan Kesehatan Johns Hopkins, dilansir laman CBS, Senin (22/1/2024).

Berikut hal yang perluu diketahui tentang penyakit X, menurut ahli:

Apa itu penyakit X?

Pada 2022, Organisasi Kesehatan Dunia mengumpulkan 300 ilmuwan untuk meneliti 25 keluarga virus dan bakteri untuk membuat daftar patogen yang mereka yakini berpotensi mendatangkan malapetaka dan harus dipelajari lebih lanjut. Penyakit X termasuk dalam daftar tersebut yang pertama kali dikenali oleh organisasi tersebut pada 2018.

WHO mengatakan virus ini mewakili pengetahuan bahwa epidemi internasional yang serius dapat disebabkan oleh patogen (yang tidak diketahui). Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa Covid-19 mungkin merupakan penyakit X pertama manusia, dan para ilmuwan serta pakar secara aktif belajar dari pengalaman tersebut.

Menurut laman Al Jazeera, penyakit X bukan penyakit spesifik namun merupakan nama yang diberikan untuk agen infeksi baru yang potensial. Ini mewakili penyakit yang saat ini tidak diketahui, namun dapat menimbulkan ancaman mikroba yang serius bagi manusia pada masa depan. Hal ini perlu diwaspadai karena terdapat banyak sekali reservoir virus yang beredar di satwa liar yang dapat menjadi sumber penyakit menular baru yang tidak dapat dilawan oleh manusia.

Dari mana patogen seperti penyakit X berasal?

Patogen mematikan seperti penyakit X yang kemungkinan besar merupakan virus pernafasan, menurut Adalja, mungkin sudah beredar pada spesies hewan dan belum bisa menular ke manusia. Ini bisa pada kelelawar seperti Covid-19, atau pada burung seperti flu burung.

"Atau bisa juga pada jenis hewan lain, babi misalnya. Ini benar-benar tentang interaksi antara manusia dan hewan, di mana interaksi terjadi, sehingga jenis virus ini dapat bertahan," kata dia.

Bagaimana persiapan para ahli menghadapi penyakit X?

Jika dunia tidak siap, kemungkinan besar penyakit sebesar itu dapat menyebabkan kerusakan yang lebih parah dibandingkan dengan Covid-19. Menurut WHO, pandemi Covid-19 telah menewaskan lebih dari 7 juta orang.

“Jika kita melakukan hal yang sangat buruk dalam hal seperti Covid-19, Anda dapat membayangkan betapa buruknya hal yang kita lakukan dalam hal seperti yang terjadi pada tahun 1918,” kata Adalja.

Adalja juga mengacu pada pandemi influenza tahun 1918 yang menewaskan sekitar 50 juta orang di seluruh dunia, menurut Cleveland Clinic. Itu sebabnya para ahli dari seluruh dunia telah menyusun rencana yang kuat dan efektif untuk bersiap menghadapi skenario terburuk.

Ghebreyesus mengatakan sistem peringatan dini dan rencana infrastruktur kesehatan, yang terbebani secara berlebihan selama pandemi Covid-19 dan menyebabkan banyak kematian, dapat membantu dalam skenario masa depan. Baik itu dalam sistem kesehatan atau bahkan sektor swasta, penelitian dan pengembangan. Jadi melalui poin-poin tersebut, bisa menjadi bentuk persiapan melawan penyakit X.

Adalja mengatakan pelajaran penting lainnya dari Covid-19 adalah pentingnya transparansi. Menurut dia, apa yang terlihat sekarang adalah ketidakpercayaan antara dokter penyakit menular, praktisi kesehatan masyarakat, dan masyarakat umum, karena yang terjadi adalah politisi yang ikut campur dalam hal ini. 

Masyarakat mungkin tidak menerima tindakan perlindungan yang direkomendasikan oleh pejabat kesehatan masyarakat. Ghebreyesus mengatakan WHO bekerja sama dengan organisasi global lainnya, telah menerapkan inisiatif sebagai persiapan menghadapi pandemi atau epidemi besar berikutnya.

Upaya-upaya ini mencakup dana pandemi untuk membantu negara-negara yang memiliki sumber daya, pusat transfer teknologi vaksin mRNA untuk memastikan kesetaraan vaksin bagi negara-negara berpenghasilan rendah. Selain itu, pusat intelijen pandemi dan epidemi untuk meningkatkan pengawasan kolaboratif antar negara. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement