Rabu 24 Jan 2024 07:56 WIB

Empat Pilar Kebangsaan Dinilai Perkuat Demokrasi

Empat pilar ini saling berkaitan, tidak bisa dipisahkan.

 anggota MPR/DPR RI H Andi Najmi Fuaidi SH
Foto: Istimewa
anggota MPR/DPR RI H Andi Najmi Fuaidi SH

REPUBLIKA.CO.ID, SLAWI – Demokrasi merupakan sistem politik yang dipilih bangsa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karenanya reformasi yang memasuki usia di tahun ke-25 ini harus diperkuat dengan program penguatan demokrasi oleh semua pihak. Baik dari jajaran eksekutif maupun legislatif.

Salah satunya adalah dengan sosialisasi empat pilar penopang kehidupan berbangsa dan bernegara, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Hal itu disampaikan anggota MPR/DPR RI H Andi Najmi Fuaidi SH, Selasa (23/1) kemarin di Aula Pertemuan Gedung PMI Kabupaten Tegal.

Baca Juga

Menurutnya, empat pilar ini penting untuk disosialisasikan agar generasi muda yang tidak mengalami masa-masa reformasi bisa belajar langsung dan memahami sejarah perjuangan bangsa. Sehingga cita-cita reformasi, yakni terbentuknya negara yang demokratis bisa tetap terjaga. 

“Empat pilar ini saling berkaitan, tidak bisa dipisahkan. Pancasila sebagai dasar negara, termuat dalam UUD 1945, negara kesaturan Republik Indonesia atau NKRI ini juga perwujudan dari sila-sila yang ada di dalam Pancasila dan UUD 1945. Begitu pula dengan Bhineka Tunggal Ika, juga akan semakin kuat jika ketiga pilar diatasnya terwujud dengan baik,” tegas Andi Najmi, di hadapan ratusan pemuda dari Tegal dan Brebes. 

Dia berharap, para pemuda khususnya para mahasiswa ini mampu menjadi penyangga dari empat pilar berbangsa dan bernegara ini. Dia meminta agar para pemuda dan mahasiswa ini tidak lemah dalam mewujudkan cita-cita reformasi, yang masih harus diperjuangkan dan dilanjutkan, agar negara Indonesia sebagai negara demokrasi tetap terjada, tidak dijegal oleh mereka yang menumpang reformasi untuk kepentingan dirinya sendiri. 

“Dalam kesempatan ini, selain sosialisasi empat pilar, kita juga menyerap aspirasi masyarakat, khususnya dari generasi muda ini. Tadi ada beberapa masukan dan saran, bahkan kritik yang membangun, yang disampaikan mereka kepada kita,” tegasnya dalam siaran pers yang diterima. 

Sementara narasumber lainnya, Muamar Riza Pahlevi, Ketua KPU Kabupaten Brebes periode 2013-2023 menyampaikan bahwa penguatan demokrasi ini perlu dikawal oleh para mahasiswa. Karena perjuangan mahasiswa dulu dan sekarang berbeda. Jika pada tahun 65, gerakan mahasiswa berjuang melawan komunisme, tahun 79 melawan kapitalisme, tahun 98 melawan tirani Orde Baru, maka pada tahun 2024 ini adalah menjaga demokrasi ini agar jangan kembali ke masa Orde Baru. 

“Jangan mengeluh dengan sikap kritis yang tidak ditanggapi, jangan pula apatis terhadap politik dan demokrasi,” katanya mengingatkan. 

Reza menambahkan, salah satu untuk memperkuat demokrasi ini adalah dengan berpartisipasi secara aktif dalam Pemilu. Di antaranya dengan memilih calon presiden, DPR dan DPRD yang memiliki kapasistas dan kemampuan personal yang mumpuni. Sehingga nantinya, mereka yang terpilih, selain karena kapasitasnya, juga akan mampu memperjuangkan apa yang menjadi aspirasi rakyatnya, dengan tetap menjunjung nilai-nilai demorkasi yang jujur dan adil. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement