Ahad 24 Nov 2024 09:16 WIB

Reaksi Trump Ketika Mengetahui Warga Israel yang Disandera Hamas Ada yang Masih Hidup

Trump berkomitmen untuk menghentikan Perang Gaza

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersama Presiden terpilih AS Donald Trump.
Foto: Reuters
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersama Presiden terpilih AS Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON— Para pejabat Israel percaya bahwa Presiden terpilih Donald Trump, yang "ingin mengakhiri perang dengan cepat", akan memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu daripada Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam isu kesepakatan pembebasan tahanan dan gencatan senjata di Gaza, demikian menurut sebuah laporan dari Axios yang mengutip para pejabat Israel.

Dikutip dari Aljazeera, Ahad (24/11/2024), menurut para pejabat Israel, Trump diperkirakan akan menjadi orang yang akan meyakinkan Netanyahu untuk mengakhiri perang di Gaza, dengan latar belakang kurangnya kemajuan upaya Presiden AS Joe Biden dalam konteks ini.

Baca Juga

Para pejabat Israel memiliki harapan besar bahwa Trump akan dapat meyakinkan Netanyahu untuk mencapai kesepakatan dengan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) yang mencakup pembebasan para tahanan dengan imbalan gencatan senjata di Gaza.

Keterkejutan Trump

Menurut laporan tersebut, Presiden Israel Isaac Herzog berbicara dengan Trump setelah kemenangannya dalam pemilu, dan meyakinkannya bahwa pembebasan 101 tahanan Israel merupakan "masalah yang mendesak." Trump awalnya terkejut ketika Herzog memberitahukan kepadanya bahwa separuh dari tahanan Israel tersebut masih hidup.

Negosiasi untuk kesepakatan pembebasan tawanan dan gencatan senjata telah berlangsung sejak awal perang genosida terhadap rakyat Gaza.

BACA JUGA: Kehancuran Proyek Zionisme Israel Mulai Terlihat Jelas?

Pada sebuah pertemuan pekan ini, Kepala Staf IDF, Mossad dan Shin Bet mengatakan kepada Netanyahu bahwa mereka percaya bahwa kecil kemungkinan Hamas akan menerima syarat-syaratnya untuk penarikan Israel dari Gaza dan mengakhiri perang.

Lembaga keamanan tersebut sebelumnya telah mengatakan kepada Netanyahu bahwa Israel harus melunakkan posisinya jika ingin mencapai kesepakatan, namun menurut para pejabat Israel, Netanyahu menolak untuk mengakhiri perang dengan imbalan pertukaran tawanan, dengan alasan bahwa hal ini akan memungkinkan Hamas untuk bertahan hidup dan menunjukkan kelemahan dan kekalahan Israel.

Para pejabat Israel percaya bahwa tercapainya kesepakatan gencatan senjata di Lebanon dapat memberikan tekanan kepada Hamas, yang dapat membantu memfokuskan perhatian pada Gaza dan para tahanan.

 

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement