REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sudah tiga pekan berlalu sejak capres nomor urut 1, Anies Baswedan memberikan penilaian 11/100 terhadap kinerja capres nomor urut 2, Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan. Kendati begitu, Prabowo masih saja mengungkit penilaian rendah dari Anies, sosok yang dulu ia usung menjadi calon gubernur DKI Jakarta.
Terbaru, Prabowo mengungkit penilaian jeblok itu saat berpidato di hadapan ratusan penduduknya dalam acara diskusi Industri Keuangan dan Pasar Modal dalam Road Map Menuju Indonesia Emas yang digelar Relawan Genderang Indonesia Maju di Pasific Place, Jakarta, Senin (29/1/2024) malam.
Prabowo awalnya menyebut, budaya Indonesia menghormati senior atau orang tua. Salah satu cara menghormati adalah dengan tidak menjelek-jelekkan orang yang lebih senior di muka umum.
Mantan prajurit TNI yang kini berusia 72 tahun itu mengatakan, ihwal penghormatan kepada senior itu sejalan dengan ilmu kepemimpinan yang dia dapat selama aktif di dunia militer. Dia mengaku mendapatkan pemahaman bahwa kepemimpinan adalah cara memanajemen manusia.
"Salah satu asas dalam mengatur manusia adalah ya mbok ya jangan jelek-jelekin orang," kata Prabowo.
Mantan komandan jenderal (danjen) Kopassus TNI AD itu mengatakan, berdasarkan pengalamannya, kalau seorang komandan menjelek-jelekkan anak buahnya di depan orang lain, maka si anak buah akan sedih dan morilnya akan turun. Hal itu tentu kontraproduktif mengingat prajurit TNI harus siap untuk bertarung.
"Tapi kalau rival saya (menjelek-jelekkan) nggak ngertilah. Saya nggak apa-apa dikasih nilai 11, saya nggak apa-apa," kata Prabowo merujuk ke penilaian jeblok dari Anies.
Kekesalan Prabowo itu merupakan buntut dari pernyataan Anies Baswedan saat debat capres di Istora Senayan, Ahad (7/1/2024) lalu. Mantan gubernur DKI Jakarta itu memberikan skor 11 dari 100 atau 1,1 terhadap kinerja Prabowo selaku Menhan. Adapun capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo memberikan nilai 5.
Sejak saat itu, Prabowo selalu mengungkit penilaian rendah dari Anies di hampir semua agenda kampanye yang dia hadiri. Prabowo seperti menjadikan penilaian buruk itu sebagai ‘bahan’ untuk memacu semangat relawan dan pendukungnya agar memberikan nilai tinggi dalam bentuk raihan suara Pilpres 2024 kepada dirinya.