Senin 05 Feb 2024 18:45 WIB

Pemuka Agama di Indonesia Serukan Pemilu 2024 yang Jujur Adil Bermartabat

Pemilu 2024 harus berjalan lancar.

Red: Erdy Nasrul
Tokoh lintas agama yang tergabung dalam Forum Peduli Indonesia Damai menyampaikan seruan terkait Pemilu 2024 di Grha Oikoumene, Salemba, Jakarta Pusat, Senin (5/2/2024).
Foto: Republika/Umar Mukhtar
Tokoh lintas agama yang tergabung dalam Forum Peduli Indonesia Damai menyampaikan seruan terkait Pemilu 2024 di Grha Oikoumene, Salemba, Jakarta Pusat, Senin (5/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pemuka atau tokoh agama yang tergabung dalam Forum Peduli Indonesia Damai menyerukan kepada seluruh elemen bangsa dan umat untuk mewujudkan pemilihan umum yang jujur, adil, dan bermartabat.

"Kami menyampaikan ini Forum Peduli Indonesia Damai. Pemilu yang damai, langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil, dan bermartabat akan melahirkan presiden, wakil presiden dan wakil rakyat terbaik," ujar Pimpinan Spiritual Nusantara Sri Eko Sriyanto saat membacakan seruan di Jakarta, Senin (5/2/2024). 

Baca Juga

Tokoh agama yang tergabung dalam Forum Peduli Indonesia Damai ini berkumpul di Gedung Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI), Jakarta.

Para tokoh agama yang hadir yakni Marsyudi Syuhud (Waketum MUI), Kardinal Mgr. Ignatius Suharyo (Keuskupan Agung Jakarta), Gomar Gultom (Ketum PGI), Wisnu Bawa Tenaya (Kwtum PHDI), Philip K. Wijaya (Ketum Permabudhi), Budi S. Tanuwibowo (Ketum Matakin), Sri Eko Sriyanto Galgendu (Pimpinan spiritual nusantara), dan Engkus Ruswana (Presidium Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia). 

Menurutnya, seruan ini menjadi yang ketiga dilakukan Forum Peduli Indonesia Damai setelah sebelumnya dilakukan di Gereja Katedral dan Hotel Sahid, Jakarta, beberapa waktu lalu. 

Dalam paparannya, para tokoh agama tersebut membacakan enam poin seruan yang disampaikan secara bergiliran. 

Adapun isi seruannya, pertama, mengajak masyarakat untuk menggunakan hak pilih secara bertanggung jawab dan jangan menjadi golongan putih (Golput). 

Kedua, mengajak masyarakat untuk menentukan pilihan dengan jiwa bebas merdeka sesuai suara hati nurani sendiri. Segala bentuk rayuan, bujukan, bisikan, ajakan, tekanan dan atau ancaman mesti diabaikan. 

"Ikuti suara hati nurani, yes! bujukan dan intimidasi, no!," ujar para tokoh agama tersebut. 

Ketiga, ikut aktif menjaga dan mengawasi seluruh tahapan Pemilu agar berlangsung sesuai asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil, agar Pemilu berlangsung aman, damai, dan bermartabat. 

"Keempat tajamkan nalar dan suara hati. Jangan memilih mereka yang bertentangan dengan dan atau melanggar prinsip Luber dan Jurdil. Dukung calon yang bermartabat menjunjung prinsip Luber dan Jurdil," kata Romo Kardinal Ignatius Suharyo. 

Kelima, jaga dan junjung tinggi persatuan di atas perbedaan pilihan. Terakhir, mengajak umat untuk saling mengingatkan karena Pemilu merupakan momentum penting bagi masa depan bangsa dan negara. 

"Maka gunakan hak kita dengan sebaik-baiknya secara merdeka tanpa perlu memusuhi mereka yang berbeda pilihan," ujar Ketum Matakin Budi Tanuwibowo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement