Kamis 08 Feb 2024 05:58 WIB

Prabowo: Orang yang Sebut Jokowi tak Bisa Kerja, Otaknya Perlu Diperiksa 

Adapun orang yang menyebut Jokowi tidak bisa bekerja adalah politikus PDIP Ahok.

Rep: Febryan A/ Red: Erik Purnama Putra
Capres Prabowo Subianto saat kampanye di Lubuk Pakam, Sumatra Utara, Rabu (7/2/2024).
Foto: AP Photo/Binsar Bakkara
Capres Prabowo Subianto saat kampanye di Lubuk Pakam, Sumatra Utara, Rabu (7/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto mengatakan, Presiden Joko Widodod (Jokowi) telah bekerja keras untuk rakyat Indonesia. Prabowo selaku menteri pertahanan (menhan) menyaksikan langsung Jokowi bekerja tiada henti untuk Indonesia.

"Setelah saya bergabung (masuk kabinet Jokowi), saya melihat dari dekat, saya menjadi saksi. Saya mengatakan Pak Jokowi orang yang sangat bekerja keras untuk rakyat Indonesia. Luar biasa! Tidak ada capeknya, tidak ada istirahatnya," kata Prabowo saat kampanye di Deli Serdang, Sumatra Utara, Rabu (7/2/2024).

Baca Juga

Karena itu, Prabowo menegaskan, Presiden Jokowi jelas bisa bekerja. Ketua umum DPP Partai Gerindra itu lantas menyebut, orang yang menilai Jokowi tak bisa bekerja, perlu diperiksa otaknya.

"Kalau ada yang mengatakan beliau (Jokowi) tidak bisa bekerja, ya otaknya perlu diperiksa itu," kata Prabowo tanpa menyebutkan orang yang dimaksud.

Adapun orang yang menyebut Jokowi tidak bisa bekerja adalah politikus PDIP Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Eks komisaris utama PT Pertamina tersebut juga secara tersirat menyebut, Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka tidak bisa bekerja. Bahkan, Ahok meragukan kesehatan Prabowo,

Ahok melontarkan pernyataan tersebut ketika berdialog dalam perayaan Imlek dengan seorang lansia pendukung Prabowo-Gibran di atas panggung kampanye pasangan capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar-Mahfud. Hal itu tampak dalam video yang viral di media sosial.

Ahok awalnya mengajak ibu lansia itu untuk tidak memilih Prabowo sebagai presiden. Sebab, kata dia, dalam memilih presiden jangan sampai mencoblos orang yang sudah tidak sehat. "Kita tak ingin pemimpin emosional, yang tak terbukti bisa kerja, ini presiden loh," ujar mantan gubernur DKI Jakarta itu.

Ahok khawatir Gibran jadi presiden...

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement