REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani mengatakan, pihaknya sudah mulai berkomunikasi dengan partai-partai pengusung pasangan capres-cawapres nomor urut 1, Anies-Muhaimin, dan nomor urut 3, Ganjar-Mahfud. Komunikasi dilakukan untuk mengajak partai-partai lain bergabung, sehingga koalisi pendukung pemerintahan Prabowo-Gibran menjadi lebih besar.
"Komunikasi kami dengan partai-partai di luar koalisi sudah mulai terjalin, meskipun baru tahap awal. Komunikasi itu insya Allah akan terus kita lakukan dengan teman-teman yang ada di pihak 01 dan 03," kata Muzani usai mendampingi Prabowo menziarahi makam Habib Ali Kwitang di Kawasan Kwitang, Jakarta Pusat, Jumat (16/2/2024).
Muzani mengatakan, komunikasi dilakukan atas perintah Prabowo, yang merupakan ketua umum Partai Gerindra. Prabowo juga memerintahkan agar komunikasi terus dilakukan.
"Pak Prabowo meminta kepada kami untuk terus berkomunikasi dengan para pemimpin partai politik dan kekuatan-kekuatan yang kemarin tidak mendukung beliau," kata Muzani.
Dia menambahkan, Prabowo akan turun langsung menemui tokoh-tokoh yang tidak mendukungnya pada Pilpres 2024. Muzani menyebut, Prabowo akan berkomunikasi dengan tokoh-tokoh pendukung Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud. Namun, dia enggan menyebutkan nama-nama tokoh itu.
"Tadi baru saja juga beliau menyampaikan akan mendatangi beberapa tokoh yang juga tidak mendukung beliau," kata Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran itu.
Berdasarkan hasil quick count yang dilakukan Indikator Politik Indonesia dengan data masuk 95,43 persen, koalisi partai politik pengusung Prabowo-Gibran atau Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang masuk parlemen adalah Golkar, Gerindra, PAN, dan Demokrat. Keempat partai tersebut total mendapatkan 42,85 persen suara dalam Pileg DPR RI.
Adapun koalisi partai pendukung Anies-Muhaimin, yakni Nasdem, PKB, dan PKS, total mendapatkan 28,07 persen suara. Sementara itu, koalisi partai pendukung Ganjar-Mahfud, yakni PDIP dan PPP, mendapatkan 20,42 persen suara.
Jika hasil quick count itu sejalan dengan hasil penghitungan resmi KPU, maka kemungkinan total kursi yang dimiliki koalisi Prabowo di Senayan tak mencapai 50 persen.
Pengamat Politik dari Citra Institute, Efriza memprediksi Prabowo akan mengajak Nasdem, PKB, dan PPP bergabung dalam koalisi pendukung pemerintahannya. Prabowo perlu melakukan itu agar mendapatkan dukungan mayoritas di parlemen, sehingga pemerintahannya kelak bisa berjalan mulus.
"(Prabowo) perlu membangun kekuatan koalisi yang besar jika ingin keputusan atau kebijakan pemerintahannya tidak diganggu oleh parlemen," kata Efriza kepada Republika, kemarin.
Efriza menjelaskan, apabila Prabowo berhasil merangkul tiga partai tersebut, maka tersisa dua partai yang akan menjadi oposisi di parlemen. Keduanya adalah PDIP dan PKS.